MATERI 2 : KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM


Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan tertentu yang diharapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan belajar (learning opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan, peralatan, dan lingkungan tempat siswa belajar yang diinginkan diharapkan terjadi.
Dalam pengertian di atas, sesungguhnya pengembangan kurikulum adalah proses siklus, yang tidak pernah berakhir. Proses tersebut terdiri dari empat unsur yakni (Hamalik, 2007: 96-97):
·         Tujuan: mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbagngan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran (subject course) maupun kurikulum secara menyeluruh.
·         Metode dan material: menggembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan material sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan tadi yang serasi menurut pertimbangan guru.
·         Penilaian (assesment): menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan itu dalam hubungannya dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
·         Balikan (feedback): umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.

Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam pembentukan sistem kurikulum. Menurut salah satu ahli Aminuddin (2008) disebutkan bahwa komponen adalah keseluruhan makna yang terdiri dari sejumlah elemen, di mana antara elemen yang satu dengan yang lainnya memilki ciri khusus yang berbeda-beda.
Apabila kurikulum diuraikan secara struktural, maka akan terdapat komponen-komponen yang mendukung. Ada beberapa pendapat tentang komponen kurikulum. Pendapat pertama mengatakan ada 6 komponen kurikulum, yaitu tujuan, bahan ajar, strategi, media, evaluasi, dan penyempurnaan. Pendapat kedua mengatakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu tujuan, materi, metode, organisasi, evaluasi. Pendapat ketiga mengatakan ada 4 komponen, yaitu tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar (KBM), evaluasi. Pendapat keempat, yang merupakan rangkuman dari tiga pendapat di atas, mengemukan empat komponen utama kurikulum, yaitu (1) tujuan, (2) isi dan struktur, (3) strategi pelaksanaan, dan (4) komponen evaluasi. Pendapat terakhir inilah yang kita gunakan.
1.      Tujuan

Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, tujuan umum pendidikan dijabarkan dari falsafah bangsa, yaitu Pancasila. Dengan demikian, tujuan umum pendidikan di Indonesia haruslah mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dari hakikat tujuan umum tersebut, diturunkanlah atau dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum, mulai dari tujuan kelembagaan, tujuan setiap mata pelajaran, sampai tujuan-tujuan pengajaran. Perumusan tujuan kurikulum ini harus lebih dahulu dilakukan sebelum menyusun dan menentukan isi kurikulum, strategi pelaksanaan, dan evaluasi. Hal ini mengingat tujuan berfungsi untuk (1) menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan, (2) sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan pendidikan, dan (3) sebagai pegangan dalam setiap usaha dan tindakan dari para pelaksana pendidikan. Dalam menentukan tujuan pendidikan di atas, ada empat sumber yang dapat digunakan, yaitu :
1.      falsafah bangsa yaitu Pancasila. Oleh karena itu, rumusan tujuan kurikulum harus mencerminkan dan mengupayakan adanya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
2.      strategi pembangunan : Pendidikan selalu dipandang sebagai human invesment, yakni sumberdaya manusia yang akan menentukan keberhasilan pembangunan. Pembangunan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Makna dan hakikat tersebut harus tercermin dalam kurikulum sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki potensi dan kompetensi untuk melaksanakan pembangunan dan perkembangan bangsa.
3.      hakikat anak didik : Tujuan pendidikan dan tujuan kurikulum pada dasarnya untuk anak didik. Oleh karena itu, memperhatikan kepentingan anak didik dalam merumuskan dan menetapkan tujuan kurikulum sangat diperlukan. Kemampuan, minat, bakat, sikap, perilaku, dan ciri-ciri kepribadian anak didik merupakan dimensi-dimensi penting untuk diperhatikan.
4.      ilmu pengetahuan dan teknologi : ilmu pengetahuan dan teknologi menentukan kehidupan manusia yang serba modern ini. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan manusia dapat semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Mengingat pesatnya kemajuan ilmu dan teknologi, pendidikan harus sanggup mengadaptasinya sehingga manusia atau anak didik dapat menguasainya sebagai modal dasar kehidupannya  sesuai   dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat tempat ia hidup.
Berdasarkan sumber penentuan tujuan di atas, maka disusunlah tujuan kurikulum, yang terdiri atas 4 hierarkhi atau jenjang. Keempat jenjang tujuan tersebut adalah sebagai berikut ini.
1)      Tujuan pendidikan nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang paling tinggi jenjangnya. Tujuan ini mencakup tujuan dari semua sistem ataupun lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan nasional masih bersifat sangat umum dan merupakan konsep ideal dari cita-cita bangsa Indonesia.
2)      Tujuan institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, misalnya tujuan SD, SMP, SMA, SMK. Tujuan ini berupa sesuatu yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu, tujuan institusional adalah kemampuan yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan program studinya di lembaga pendidikan yang ditempuh. Sudah barang tentu, tujuan istitusional merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional.
3)      Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler dijabarkan dari tujuan kelembagaan pendidikan atau tujuan institusional, sehingga sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan tujuan institusional. Tujuan kurikuler adalah tujuan-tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara operasional, tujuan kurikuler adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan atau menempuh bidang studi ata mata pelajaran tersebut. Dengan demikian, setiap bidang studi atau mata pelajaran yang ada dalam kurikulum lembaga pendidikan memiliki tujuan kurikuler masing-masing. Oleh karena itu, asumsinya adalah, tujuan institusional akan tercapai jika semua tujuan kurikuler yang ada di lembaga tersebut telah tercapai.
4)      Tujuan instruksional
Tujuan instruksional bersumber dan dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang paling langsung dihadapkan kepada anak didik sebab harus dapat tercapai setelah anak didik menempuh proses belajar mengajar. Dengan dasar seperti itulah, tujuan instruksional sering disebut dengan tujuan pengajaran. Tujuan instruksional ini dirumuskan sebagai kemampuan- kemampuan yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar mengajar. Ada dua jenis tujuan instruksional, yakni tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak pada kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU, kemampuan tersebut sifatnya lebih luas dan mendalam, sedangkan pada TIK kemampuan tersebut lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan demikian, TIK harus lebih operasional dan mudah dilakukan pengukuran.
2. Isi dan Struktur Kurikulum
Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi kurikulum, harus disesuaikan dengan tingkat dan jengjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan dan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sudah barang tentu juga tidak dapat lepas dari kondisi anak didik dalam pengertian pertumbuhan dan perkembangannya pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan.     Pengetahuan    ilmiah  pada    hakikatnya adalah kebudayaan manusia.
Ada tiga pengatahuan dasar manusia. Pertama, pengetahuan benar-salah atau logika, yakni pengetahuan yang berkenaan dengan ilmu yang telah diterima secara universal dan teruji kebenarannya melalui penelitian keilmuan. Kedua, pengetahuan baik-buruk atau etika, yakni pengetahuan yang berkenaan dengan nilai-nilai moral dan nilai sosial yang juga telah diterima di masyarakat sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ketiga, pengatahuan yang berkenaan dengan indah-jelek, yakni berkenaan dengan nilai-nilai seni. Sebagai akibat dari kebudayaan manusia, ketiga pengetahuan tersebut berkembang demikian pesat sehingga melahirkan beberapa cabang ilmu pengetahuan di muka bumi ini. Ada tiga kategori cabang ilmu pengetahuan, yakni ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan kelompok ilmu pengetahuan humaniora. Setiap cabang ilmu pengetahuan tersebut berkembang demikian tajam sehingga menimbulkan beberapa pengetahuan lebih khusus lagi yang tidak terhitung banyaknya.
Ilmu pengetahuan manakah yang pantas diberikan kepada siswa melalui kurikulum? Yang ideal, tentu saja semua jenis pengetahuan tersebut diberikan sehingga terbentuk manusia yang seutuhnya. Hanya saja, karena perkembangan pengetahuan begitu pesat, maka pengetahuan-pengetahuan dasar untuk ketiga kelompok harus dapat dimasukkan ke dalam kerikulum. Setelah dasar-dasar tersebut, barulah pengetahuan yang lebih mengkhusus, yang diperlukan untuk hidupnya sesuai pilihan sekolahnya.
Untuk memilih isi kurikulkum atau secara lebih mengkhusus, pengetahuan-pengetahuan tersebut, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. Kriteria tersebut adalah :
a)  Isi kurikulum harus sesuai, tepat, dan bermakna bagi perkembangan siswa. Artinya, sejalan dengan perkembangan siswa.
b)   Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial. Artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
c)       Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif. Artinya, mengandung aspek intelektual, moral, dan sosial secara seimbang.
d)      Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji. Artinya, tidak cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup sehari-hari.
e)      Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip, konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanya sekadar informasi faktual.
f)            Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Dalam kenyataannya, sering isi kurikulum tersebut berupa mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dalam menyelesaikan suatu pendidikan tertentu. Dalam kaitannya dengan pernyataan ini, mata pelajaran yang ada dapat digolong-golongkan sebagai berikut ini.
a)      Mata pelajaran umum dan mata pelajaran khusus. Mata pelajaran umum adalah mata pelajaran yang berisikan pengetahuan yang menjadi milik umum atau diperlukan oleh kebanyakan orang. Misalnya Agama, Bahasa Indonesia, Pancasila, Olah raga. Mata pelajaran khusus adalah mata pelajaran yang memuat pengetahuan yang diperlukan untuk keperluan hidup manusia secara khusus atau untuk suatu profesi tertentu. Dalam struktur kurikulum, pengetahuan khusus tersebut disebut kelompok pendidikan keahlian atau profesi. Misalnya mata pelajaran tiket dan kepramuwisataan untuk Jurusan Usaha Perjalanan Wisata di SMK.
b)      Mata pelajaran deskriptif. Mata pelajaran ini adalah pengetahuan yang umumnya berisikan fakta dan prinsip. Fakta berkenaan dengan hal-hal yang langsung dapat diamati. Misalnya struktur tumbuh-tumbuhan, binatang, dll. Sedangkan, prinsip berkenaan dengan hukum, konsep, aturan, dan lain-lain.
c)      Mata pelajaran normatif. Mata pelajaran ini berisikan aturan permainan, norma, atau aturan yang digunakan untuk mengadakan pilihan moral (baik buruk) atau mencerminkan ukuran nilai. Mata pelajaran Agama, Etika, Budi pekerti, termasuk mata pelajaran normatif.
Ditinjau dari fungsi mata pelajaran dalam struktur kurikulum, dapat dikategorikan 4 kelompok mata pelajaran.
a)      Pendidikan umum, yakni mata pelajaran yang diberikan kepada siswa dengan tujuan membina para siswa menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab sesuai dengan falsafah bangsanya. Mata pelajaran atau bidang studi yang termasuk di dalamnya antara lain Agama, Pancasila, Olah raga dan kesehatan, Kesenian. Mata pelajaran ini wajib dipelajari oleh semua siswa.
b)      Pendidikan akademik, yakni mata pelajaran yang bertujuan membina kemampuan intelektual para siswa sebagai dasar bagi pengembangan pendidikan selanjutnya. Misalnya, mata pelajaran matematika, IPA, IPS, Bahasa dan lain-lain sesuai dengan jenis dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya.
c)      Pendidikan keahlian/profesi, yakni mata-mata pelajaran yang bertujuan membina para siswa menjadi tenaga-tenaga semi profesional di bidangnya sebagai dasar memasuki dunia pekerjaan. Misalnya, mata pelajaran ekonomi bagi siswa SMK, mata pelajaran akutansi, dll.
d)      Pendidikan keterampilan, yakni mata-mata pelajaran yang diberikan kepada siswa dengan tujuan memberikan beberapa keterampilan khusus yang dipandang berguna bagi kehidupan siswa di kemudian hari.
Walaupun mata pelajaran tersebut sudah dikelompokkan, namun tetap juga harus dipilih juga. Untuk memilih mata pelajaran, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
a)      Pentingnya mata pelajaran dalam kerangka pengetahuan keilmuan. Artinya, mata pelajaran yang dipilih sebagai isi kurikulum harus jelas kedudukannya dalam konteks pengetahuan ilmiah sehingga jelas apa yang harus dipelajarinya (ontologi), jelas bagaimana mempelajarainya atau metodeloginya (epistemologi), dan jelas menfaatnya bagi anak didik atau manusia (aksiologi).
b)      Mata pelajaran harus tahan uji. Artinya, mata pelajaran tersebut diperkirakan bisa bertahan sebagai pengetahuan ilmiah dalam kurun waktu tertentu sehingga kelangsungannya relatif lama, tidak lekas berubah atau diganti oleh pengetahuan lain.
c)      Kegunaan bagi anak didik dan masyarakat pada umumnya. Artinya, mata pelajaran yang dipilih bermanfaat dan memiliki kontribusi tinggi terhadap perkembangan anak didik dan perkembangan masyarakat.
3.      Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Komponen strategi pelaksanaan memberi petunjuk, bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah. Kurikulum dalam pengertian program pendidikan masih dalam taraf niat atau harapan atau rencana yang harus diwujudkan secara nyata di sekolah sehingga mempengaruhi dan mengantarkan anak didik kepada tujuan pendidikan. Oleh karena itu, komponen strategi pelaksanaannya memegang peranan yang penting. Bagaimanapun baiknya kurikulum, tanpa dilaksanakan tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yang harus diperhatikan, yaitu (a) tingkat dan jenjang pendidikan, (b) proses belajar mengajar, (c) bimbingan dan penyuluhan, (d) administrasi supervisi, (e) sarana kurikuler, (f) evaluasi atau penilaian.
4.      Evaluasi
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efesiensi, efektivitas, relevansi, dan produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.
Efesiensi berkenaan dengan penggunaan waktu, tenaga, sarana, dan sumber-sumber lainnya secara optimal. Efektivitas berkenaan dengan pemilihan atau penggunaan cara atau jalan utama yang paling tepat dalam mencapai tujuan. Relevansi berkenaan dengan kesesuaian suatu program dan pelaksanaannya dengan tuntutan dan kebutuhan baik dari kepentingan masyarakat maupun anak didik atau siswa. Produktivitas berkenaan dengan optimalnya hasil yang dicapai dari suatu program.
Kurikulum sebagai program pendidikan untuk anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dapat dinilai dari sudut sistem. Kurikulum sebagai sistem dapat diidentifikasi (a) masukan atau input program, (b) proses pelaksanaan program, (c) hasil atau output program, dan (d) dampak dari program.
Evaluasi terhadap input kurikulum mencakup evaluasi semua sumber daya yang dapat menunjang program pendidikan, seperti dana, sarana, tenaga, konteks sosial dan penilaian terhadap siswa sebelum menempuh program.
Evaluasi proses mencakup penilaian terhadap strategi pelaksanaan kurikulum yang mencakup proses belajar mengajar, bimbingan penyuluhan, administrasi supervisi, sarana instruksional, penilaian hasil belajar.
Evaluasi output/outcome adalah penilaian terhadap lulusan pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan program yang ditempuh.
Evaluasi dampak kurikulum artinya penilaian terhadap kemampuan lulusan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya sesuai dengan profesi yang disandangnya. Lebih jauh dari itu, menilai kompotensi lulusan dari sudut pribadi, profesi dan sebagai anggota masyarakat.
Evaluasi kurikulum bertujuan memperbaiki dan menyempurnakan program pendidikan untuk siswa dan strategi bagaimana program itu harus dilaksanakan.

 Keterkaitan Antara Komponen Satu Dengan yang Lainnya
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Strategi berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa biasa dinamakan teacher centered. Strategi yang bagaimana yang dapat digunakan sangat tergantung kepada tujuan dan materi kurikulum.
 Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang diterapkan.

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung, Bumi Aksara, 1994, hlm. 24 
http://taneterilau.blogspot.com/2016/03/makalah-komponen-komponen-kurikulum.html 



dari pemaparan diatas, pertanyaan yang ingin saya diskusikan yakni :
1. inti dari keterlaksanaan kurikulum yakni outcome/feedback yang dimiliki siswa dari hasil proses pembelajaran, nah untuk mencapai itu, komponen kurikulum apa yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan?

2. mengapa sarana prasarana yang tersedia  serta admisnistrasi pendidikan tidak menjadi salah satu komponen dalam kurikulum? padahal kita ketahui bahwa sarana dan prasarana disekolah serta kondisi dan situasi yang ada dilingkungan sekolah itu turut mempengaruhi keterlaksanaan kurikulum.

3. apa yang bisa guru lakukan agar tiap komponen kurikulum dapat berjalan selaras dan hasil dari keterlaksnaannya maksimal?




Comments

  1. Menjawab permasalahan pertama, Strategi dan metode merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimana bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya, maka maka tujuan itu tidak mungkin dapat tercapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagus apapun tujuan atau materi yang dibuat dalam kurikulum, tapi apabila metode atau strategi yang digunakan tidak tepat, maka tujuan dari kurikulum tersebut tidak akan mudah dicapai atau bahkan tidak tercapai sama sekali. Untuk itu pemilihan atau pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang tela dibuat haruslah sesuai dengan materi yang akan diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih atas pendapat saudari rini, saya sependapat dengan saudari rini, namun yang masih mengganjal di saya adalah apakah guru cukup dengan memilih strategi dan metode saja dalam mencapai outcome yang diinginkan? kalau begitu yang harus dibenahi dengan sangat teliti apa hanya dari gurunya saja?

      Delete
    2. Saya setuju dengan pendapat rini yang mngatakan bahwa peran penting dalam komponen kurikulum itu adalah metode atau strategi. Karena komponen itu yg menentukan bagaimana mengimplementasikan tujuan kurikulum yg sudah di susun tadi. Tanpa komponen strategi, Tentu penerapan kurikulum tdak mudah di laksanakan. Strategi disini maksudny. Bagaimana cara agar tujuan dan materi yg sudah di targetkan bisa tercapai.
      Tentu bukan hanya guru saja yg di nilai. Tetapi hasil belajar antar guru dan siswa akan di evaluasi. Karena pengalaman belajar guru antar siswa tentu sudah menerapkan suatu strategi atau metode dalam melaksanakan tujuan kurikulum. Dan strategi yg digunakam sudah di atur dlam prnyusunan kurikulum tdi.

      Delete
    3. selain dengan memilih strategi dan metode yang digunakan guru juga harus bisa menguasai kelas dan mengenal karakteristik siswa nya sehingga guru dapat mengkondisikan siswa dengan baik didalam kelas sehingga dapat tercapai tujuan yang diinginkan. dan yang harus dibenahi tidak hanya gurunya namun pada siswa nya juga agar mencapai feedback pada proses pembelajaran.

      Delete
    4. terimakasih atas komentar dari rini dan dian, tapi disini saya masih bingung, karena pada komentar fanny dan rina menyebutkan komponen isi dan tujuan yang penting sedangkan kalian menyebutkan metode dan strategi dari guru serta bagaimana guru mengkondisikan siswa yang penting. berarti semuanya tidak ada yang paling penting berarti karena semuanya sama penting untuk dipersiapkan untuk mencapai hasil yang maksimal?

      Delete
  2. Menanggapi permasalah kak rini yang ke 2 yaitu mengapa sarana prasarana yang tersedia serta admisnistrasi pendidikan tidak menjadi salah satu komponen dalam kurikulum?
    Komponen kurikulum yang terdiri dari tujuan, isi materi, stategi dan metode serta evaluasi ini masih termasuk komponen-komponen pokok kurikulum sedangkan untuk sarana yang tersedia dan administrasi pendidikan ini masih tergolong komponen penunjang kurikulum

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih atas komentarnya esa, saya setuju dengan pendapat esa namun kan seperti kita tahu jika sarana dan prasarana serta administrasi disekolah tidak sesuai kan keterlaksanaan kurikulum itu sendiri belum tentu dapat terlaksana dengan baik? apa yang membuat ini tidak menjadi salah satu komponen vital kurikulum?

      Delete
  3. saya sedikit berpendapat tentang Apa yang bisa guru lakukan agar tiap komponen kurikulum dapat berjalan selaras dan hasil dari keterlaksnaannya maksimal?
    menurut saya agar semuanya dapat selaras maka setiap komponen harus di perhatikan dimulai dari:
    Tujuan apa yang ingin dicapai? bagaimana karakteristik materinya/isinya? metode/strategi yang bagaimana yang cocok dengan tujuan dan materi yang ingin disampaikan? kita lakukan evaluasi apakah desain yang telah dibuat ini dapat mencapai tujuan jika menggunakan metoda/strategi yang dipilih? kita lakukan penerapan, jika masih ada kesenjangan kita lakukan lagi evaluasi untuk memperbaiki disisi mana kekurangannya, begitu seterusnya dengan demikian hasilnyapun akan maksimal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih atas komentarnya sugeng, saya sudah mengerti dengan penjelasannya, cuma ada edikit yang mengganjal menurut saya, apakah sugeng bisa memberikan contoh kiat yang bisa dilakukan oleh guru sehingga saya lebih mengerti?

      Delete
    2. Menurut saya kita lihat tujuan pembelajarnny, siswa dapat membuat bentuk molekul, strateginya koeferatif, metode diskusi dan tanya jawab, pendekatan saintifik, materi tentunya bntuk molekul krakteristiknya penuh dengan mikro dan simbolik, model PBl, dengan demikian kita bisa minta siswa membuat model/reflika dri molekul trtentu, dengan demikian kita bisa lebih mudh meng evaluasinya, dengan memberikan tes jg bisa.

      Delete
  4. Komponen kurikulum yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan menurut saya adalah komponen tujuan. Walaupun sumber lain menyebutkan bahwa komponen metode/strategi merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Apabila tujuan kurikulum tidak dirancang sebaik mungkin, maka dalam pelaksanaan metode untuk menyampaikan materi pun akan terasa kurang baik juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar sekali yang dikemukanakan oleh fani bahwa Komponen kurikulum yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan menurut saya adalah komponen tujuan. Walaupun sumber lain menyebutkan bahwa komponen metode/strategi merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Apabila tujuan kurikulum tidak dirancang sebaik mungkin, maka dalam pelaksanaan metode untuk menyampaikan materi pun juga akan tidak maksimal

      Delete
    2. sependapat yang dikemukanakan oleh fani bahwa Komponen kurikulum yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan menurut saya adalah komponen tujuan. titik tolak utama dalam menyusun kurikulum adalah tujuan, kemana arah dan strategi dan model yang ingin kita gunakan, disesuaikan dengan tujuan dari materi pembelajaran

      Delete
  5. saya setuju dengan saudari rifannya, dimana dari keempat komponen diatas, saya rasa tujuan dan isi dari kurikulum ini yang harus lebih dimantapkan untuk terlaksana. kita harus bisa mensikronkan antara metode/strategi apa yang dipakai untuk mencapai tujuan tsb, dan bagaimana cara kita untuk mengevaluasinya. jika saja kita tidak berpijak pada tujuan yang di tentukan maka metode/strategi yang digunakan pun tidak akan maksimal penerapannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. baiklah terimakasih atas pendapat dari saudari fanny dan rina. berarti intinya yang harus benar-benar dipersiapan oleh guru dengan baik yaitu komponen tujuan dan isi

      Delete
  6. yang kedua bisa jadi karna sarana dan prasaran telah termasuk dalam komponen metode/strategi. meskipun memang menunjang keterlaksanaan kurikulum tetapi keberadaanya sering kali bisa di ganti dengan sarana yang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah bagaimana dengan sistem administrasi sekolah? ini kan komponen yang cukup vital dan ini kan tidak bisa digantikan?

      Delete
  7. guru harus bisa merencanakan pembelajaran secara matang. sehingga komponen-komponen tersebut dapat berjalan selaras sesuai dengan rencana yang dibuat oleh guru

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju dengan pendapat rina, apakah cukup dengan hanya mempersiapkan dengan matang? ataukah menurut rina ada pendapat lain agar keterlaksanaan kurikulum ini maksimal?

      Delete
  8. menjawab pertanyaan nomoer 3 yaitu yang bisa guru lakukan agar tiap komponen kurikulum dapat berjalan selaras dan hasil dari keterlaksnaannya maksimal dengan bersifat profesional dan membuat strategi awal sesuai kemapuan yang dimiliki oleh guru. dimana guru wajib memiliki 3 kemampuan yaitu kemampuan professional, kemampan sosial, dan kemampuan personal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih atai pendapat saudari rahmah, 3 kemampuan yang harus dimiliki guru saudari maksud ini kemampuan yang bagaimana ya lebih jelasknya saya kurang mngerti, bisakah rahmah memberikan contoh?

      Delete
  9. Saya akan menjawab pertanyaan no.1 :
    Inti dari keterlaksanaan kurikulum yakni outcome/feedback yang dimiliki siswa dari hasil proses pembelajaran, nah untuk mencapai itu, komponen kurikulum apa yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan ?
    Menurut pendapat saya komponen kurikulum apa yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan yaitu komponen tujuan dan komponen isi/materi karena kita sebagai guru sebelum melakukan persiapan untuk mengajar pasti merencanakan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan materi apabila tujuan kurikulum tidak dirancang dengan baik, maka dalam pelaksanaan pembelajaran seperti metode/strategi untuk menyampaikan materi pun tidak berjalan dengan lancar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih atas pendapat saudari fero, saya telah mengerti dengan penjelasannya intinya hampir sama dengan pendapat saudari rina dan fanny

      Delete
  10. Saya akan menjoba menjawab permasalahan 2,
    Menurut saya sarana dan prasarana bukanlah komponen penting yanga da dalam komponen kurikulum karena sarana dan prasarana merupakan penunjang dari keterlaksanaan kurikulum.
    Yang perlu kita ingat terlebih dahulu adalah komponen itu adalah sesuatu yang penting dan harus ada, jika ditiadakan maka tidak akan berjalan suatu sistem kurikulum tersebut. Menurut Tata 2012, komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang mempunyai peran penting dalam keseluruhan aspek berlangsungbga suatu proses dalam pencapaian suatu tujuan di dalam sistem.
    Nah jadi bisa dibayangkan jika kehilangan salah satu komponen dapat menyebabkan sebuah sistem tidak dapat bekerja dengan baik bahkan tidak dapat bekerja sama sekali.
    Nah kenapa sarana bukan merupakan bagian dari komponen kurikulum padahal turut mempengaruhi keterlaksanaan kurikulum?
    Menurut Winamulya 2015 sarana merupakan semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan. Contohnya seperti gedung sekolah, kelas sebagai ruang belajar dan alat atau media.
    Sedangkan prasarana merupaka semua fasilitas yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan. Contoh halaman sekolah, taman sekolah, dll
    Jadi dapat disimpulkan sarana dan prasarana bukan lah pin penting dalam komponen kurikulum, karena jika tanpa sarana dan prasarana proses pembelajaran masih dapat terlaksana sesuai dengan komponen kurikulum yang ada, tujuan yang jelas, materi yang akan disampaikan, metode dan strategi yang menyenangkan dan evaluasi, sarana prasarana hanya sebagai penunjang,pelengkap saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sedikit setuju dengan tanggapan kak melda mengenai permasalahan nomor 2 ini memang sarana dan prasarana bukanlah komponen penting yang ada dalam komponen kurikulum karena sarana dan prasarana merupakan penunjang dari keterlaksanaan kurikulum. namun seperti tuntutan kurikulum saat ini dimana siswa harus dapat mengamplikasikan kemampuan komputer maka tentu sarana tersebut haruslah ada disekolah, contohnya saat melaksanakan ujian nasional pun dilaksanakan menggunakan komputer. sarana dan prasana tersebut bukan lah hanya terkait seperti yang kakak sebutkan saja.

      Delete
    2. terimakasih atas komentar dari syafira dan melda, sya sudah cukup mengerti dengap penjelasannya

      Delete
  11. saya akan menjawab pertanyaan nomor 2 mengapa sarana prasarana yang tersedia serta admisnistrasi pendidikan tidak menjadi salah satu komponen dalam kurikulum? padahal kita ketahui bahwa sarana dan prasarana disekolah serta kondisi dan situasi yang ada dilingkungan sekolah itu turut mempengaruhi keterlaksanaan kurikulum.
    untuk membahas ini mungkin kita bisa mengambil sudut pandang dari film laskar pelangi dimana pemeran utama tidak bersekolah ditempat yang sarana dan prasarananya baik. tp guru tersebut bisa memenuhi kebutuhan siswanya dengan strategi yang baik. terkadang fasilitas yang mencukupi masih ada ditemukan anak yang memiliki nilai yang dibawah rata-rata

    ReplyDelete
  12. Menanggapi permasalahan nomor 1 menurut saya semua komponen haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya karena setiap komponen tersebut yaitu tujuan, materi, metode dan evaluasi saling berkaitan satu dengan yang lainnya manakala ada komponen yang tidak dipersiapkan dengan baik maka akan mengganggu komponen lainya dan sistem kurikulum akan terganggu pula

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts