MATERI 11 : INOVASI SINTAKS CTL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL)
1. Mengajukan pertanyaan.
2. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka.
3. Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda.
4. Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas.
5. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda.
6. Mendengarkan intuisi.
NB : Kolom yang bercetak kuning merupakan hasil inovasi sintaks.
Referensi:
http://bumipendidik.blogspot.com/2014/07/model-pembelajaran-ctl-contextual.html
http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/06/pengertian-contextual-teaching-and-learning.html
PERTANYAAN :
1. Menurut anda, apakah inovasi yang saya buat dapat memenuhi tuntutan pembelajaran pada trend IOT ppada masa yang akan datang?
2. Menurut anda, sudah cocokkah inovasi yang saya buat dengan indikator berpikir kreatif? berikan alasan.
3. Tolong berikan kritik dan saran atas inovasi yang saya lakukan pada model pembelajaran CTL ini!
Model
Pembelajaran CTL menurut Sanjaya (2006) menyatakan bahwa belajar dalam CTL
bukan hanya sekadar duduk, mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah
proses berpengalaman secara langsung. Lebih jauh ia mengupas bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata, sehingga siswa didorong untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka. Sedangkan Blanchard (Trianto, 2007) mengemukakan bahwa
pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang
erat dengan pengalaman sesungguhnya
Sementara
Trianto (2007) berpendapat pula mengenai CTL adalah pembelajaran yang terjadi
apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu
pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung
jawab mereka sebagai anggota keluarga dan warga masyarakat. Sejalan dengan hal di
atas, Muslich (2007) menjelaskan bahwa landasan filosofi CTL adalah
konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak
hanya sekadar menghafal tetapi mengkonstruksi atau membangun pengetahuan dan
keterampilan baru lewat fakta-fakta yang mereka alami dalam kehidupannya.
Dengan mengacu pada beberapa pendapat di atas, pembelajaran CTL merupakan suatu
konsep pembelajaran yang mengaitkan antara materi pelajaran yang dipelajari
siswa dengan konteks di mana materi tersebut digunakan dengan menggunakan
pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk menemukan dan membangun
pengetahuannya sendiri. Materi pelajaran akan bermakna bagi siswa jika mereka
mempelajari materi tersebut melalui konteks kehidupan mereka.
Model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), menawarkan bentuk
pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa. CTL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang
dipelajarinya dan menghubungkan serta menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Dengan demikian, peran siswa dalam pembelajaran CTL adalah sebagai subjek
pembelajar yang menemukan dan membangun sendiri konsep-konsep yang
dipelajarinya. Belajar bukanlah menghafal dan mengingat fakta-fakta, tetapi
belajar adalah upaya untuk mengoptimalkan potensi siswa baik aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotor.
Komponen Utama Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Menurut Trianto (2014)
pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif
yaitu, Constructivism (konstruktivisme), Inquiry (menemukan), Questioning
(bertanya), Learning Community (masyarakat belajar), Modeling (pemodelan),
Reflection (refleksi) dan Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya).
1.
Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivistik merupakan landasan pendekatan kontekstual. Pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas (sempit) dalam kontruktivistik, strategi lebih diutamakan
dibanding seberapa banyak peserta didik memperoleh dan mengingat pengetahuan.
Dalam kontruktivis, lebih diutamakan seberapa banyak siswa memperoleh dan
mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses
tersebut dengan cara:
- Menjadikan pengetahuan bermakna
bagi siswa
- Memberikan kesempatan siswa
menemukan dan menerapkan idenya sendiri
- Menyadarkan siswa menerapkan
strategi mereka sendiri dalam belajar.
2. Pemodelan
(Modelling)
Dalam suatu pembelajaran
keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru siswa,
misalnya cara mengoperasikan suatu mesin, guru mendatangkan ahlinya kesekolah
agar peserta didik dapat menirunya dan lain sebagainya. Pembelajaran kontekstual
guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dirancang dengan melibatkan siswa.
Model juga dapat didatangkan dari luar yang ahli dibidangnya.
3.
Bertanya (Questioning)
Bertanya adalah induk dari
strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan, jantung dari
pengetahuan dan aspek penting dari pembelajaran. Guru menggunakan Questioning
(bertanya) untuk menuntun siswa berpikir bukannya penjejalan berbagai informasi
penting yang harus dipelajari siswa. Bertanya digunakan sebagai kegiatan guru
untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Inti dari
penerapan bertanya (questioning):
- Mendorong siswa untuk
mengetahui sesuatu
- Mengarahkan siswa untuk
memperoleh informasi
- Melatih siswa untuk berpikir
kritis
4. Menemukan (Inquiry)
Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil menemukan sendiri. Guru harus merancang
suatu pembelajaran dalam bentuk kegiatan nememukan (inquiri) dalam bentuk
apapun materinya yang diajarkan. Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis kontekstual, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa diharapkan bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi
hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry:
- Observasi (Observation)
- Bertanya (Questioning)
- Mengajukan dugaan
(Hipotesis)
- Pengumpulan data (Data
gathering)
- Penyimpulan (Conclussion)
5. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Masyarakat belajar artinya
bahwa seseorang kaya dengan pengetahuan dan pengalaman tatkala mereka banyak
belajar dari orang lain, dalam masyarakat belajar hasil pembelajaran dapat
diperoleh dari kerja sama dengan orang lain dengan sharring antar teman, antar
kelompok dan mereka yang tahu ke yang belum tahu.Masyarakat belajar dapat
dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi
dalam beberapa kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari
kemampuan maupun bakat dan minatnya. Praktik dalam pembelajaran ”masyarakat
belajar” terwujud dalam:
- Pembentukan kelompok kecil
- Pembentukan kelompok besar
- Mendatangkan ahli ke kelas
(tokoh, olahragawan, dokter, budayawan, petani, perawat, polisi, dll)
- Bekerja dengan kelas sederajat
- Bekerja kelompok dengan kelas
yang diatasnya
- Bekerja dengan masyarakat
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan
guru/pelajar menghubungkan antara pengetahuan peserta didik yang telah dimiliki
sebelumnya dengan pengetahuan yang baru diterima. Pada akhir pembelajaran,
pembelajar menyisakan waktu sejenak agar peserta didik melakukan refleksi,
berupa pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari ini, catatan
atau jurnal dari buku peserta didik , kesan dan saran peserta didik mengenai
pembelajaran hari itu.
7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic
Assessment)
Prosedur penilaian otentik
adalah menunjukkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) peserta
didik secara nyata penekanan penilaian otentik adalah pada penilaian yang tidak
hanya mengacu pada hasil akan tetapi penilaian pada proses, bagaimana peserta didik
memperoleh dan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Berpikir
kreatif
Johnson (2014:214-215)
menyatakan berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih
dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan
membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Berpikir kreatif yang membutuhkan
aktivitas mental seperti:
1. Mengajukan pertanyaan.
2. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka.
3. Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda.
4. Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas.
5. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda.
6. Mendengarkan intuisi.
Idris (2015:50)
menjelaskan, biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang
luas dan menyukai kegemaran dengan aktivitas yang kreatif. Mereka biasanya
cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri, lebih berani mengambil resiko
(tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya.
Indikator berpikir kreatif
E. Paul Torrance dalam Davis (2012:359) mendeskripsikan kemampuan kreatif :
- Fluency adalah
kemampuan untuk menghasilkan banyak ide verbal non verbal dalam merespon
masalah yang tidak memiliki satu jawaban benar.
- Flexibility adalah
kemampuan untuk mengambil pendekatan berbeda untuk suatu masalah,
memikirkan ide dalam kategori berbeda, atau melihat masalah dalam
perspektif berbeda.
- Originality itu
berarti keunikan, ketidaksamaan dalam pemikiran dan tindakan atau cara
berpikir yang unik.
- Elaborasi
adalah kemampuan untuk mengembangkan, memperhalus, menyempurnakan, dan
bahkan menerapkan ide.
- Transformasi
berarti kreativitas, merubah satu ide atau objek lain dengan melakukan
modifikasi, mengkombinasi, atau dengan melihat makna baru, dampak,
penerapan, atau adaptasi ke pengguna baru.
Munandar (2012)
berpendapat untuk mengetahui tingkat kekreatifan seseorang, perlu adanya
penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif. Berikut indikator penilaian
berpikir kreatif beserta perilakunya.
1. Berpikir lancar (Fluency)
- Menghasilkan
banyak gagasan/jawaban yang relevan
- Arus
pemikiran lancar
2. Berpikir luwes (flexibility)
- Menghasilkan
gagasan-gagasan yang beragam
- Mampu
mengubah cara atau pendekatan
- Arah
pemikiran yang berbeda
3. Berpikir orisinil (Originality)
- Meberikan
jawaban yang tidak lazim
- Memberkan
jawaban yang lain dari pada yang lain
- Memberikan
jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang
4. Berpikir terperinci (elaboration)
- Mengembangkan,
menambah, memperkaya suatu gagasan
- Memperinci
detail-detail
- Memperluas
suatu gagasan
Sintaks Hasil inovasi
Berikut sintaks hasil inovasi pada model pembelajaran CTL dan dampaknya
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa:
No
|
Sintaks model
CTL Konvensional
|
Sintaks CTL Hasil modifikasi
(Inovasi)
|
Indikator berpikir kreatif
|
Dampak Inovasi Sintaks terhadap Kemampuan berpikir
kreatif
|
Alasan dilakukan inovasi
|
1
|
KONSTRUKTIVISME
|
KONSTRUKTIVISME
|
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Menggali pengetahuan siswa mengenai materi
sebelumnya dan kaitannya dengan materi sekarang melalui fenomena yang sering
ditemui dalam kehidupan
· Memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan
bagaimana persepsinya mengenai materi sebelumnya dan kaitannya dengan materi sekarang
melalui fenomena yang sering ditemui dalam kehidupan
Diharapkan akan mampu memunculkan banyak
ide/pendapat/persepsi yang beragam dari siswa dalam memandang suatu fenomena
didalam kehidupan sehari-hari
|
Dengan dilakukannya inovasi kegiatan :
· Menggali pengetahuan siswa mengenai materi
sebelumnya dan kaitannya dengan materi sekarang melalui fenomena yang sering
ditemui dalam kehidupan
· Memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan
bagaimana persepsinya mengenai materi sebelumnya dan kaitannya dengan materi sekarang
melalui fenomena yang sering ditemui dalam kehidupan
Dilakukan karena pada aktivitas
menggali pengetahuan awal siswa ini sangat penting dalam melihat bagaimana
persepsi siswa dalam memahami materi sebelum maupun yang akan dipelajari
|
|
Mengkondisikan siswa
|
Mengkondisikan siswa untuk fokus dalam
mengikuti kegiatan belajar yang akan dilakukan
|
|||
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang akan dicapai
|
Menyampaikan tujuan dan kompetensi
yang akan dicapai
|
||||
Memberikan motivasi
|
Memberikan motivasi dalam pembelajaran
berupa manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari yakni
faktor yang mempengaruhi laju reaksi
|
||||
Menggali pengetahuan
prasyarat(pengetahuan awal) yang dimiliki siswa
|
Menggali pengetahuan siswa mengenai
materi sebelumnya dan kaitannya dengan materi sekarang melalui fenomena yang
sering ditemui dalam kehidupan mengenai faktor yang mempengaruhi laju reaksi
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes (flexcibility)
|
|||
|
Memberikan kesempatan siswa untuk
menyampaikan bagaimana persepsinya mengenai materi sebelumnya dan kaitannya
dengan materi sekarang melalui fenomena yang sering ditemui dalam kehidupan faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara lancar(fluency)
|
|||
2
|
PEMODELAN (MODELLING)
|
PEMODELAN (MODELLING)
|
|
|
|
|
Mengarahkan siswa untuk membentuk
kelompok
|
Guru membuat kertas undian (yang telah
dipersiapkan sebelumnya)yang akan dipilih siswa dalam membentuk kelompok
sehingga anggota kelompok sebaran kemampuannya heterogen
|
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Guru membuat kertas undian (yang telah dipersiapkan
sebelumnya)yang akan dipilih siswa dalam membentuk kelompok sehingga anggota
kelompok sebaran kemampuannya heterogen
· Menginstruksikan siswa untuk menelaah media/video/fenomena
dikehidupan serta menuliskan kaitannya dengan
materi
Diharapkan siswa dapat meningkatkan
kemampuan elaborasi (melihat secara detail), berpikir lancar dan luwes
|
Dengan dilakukannya inovasi kegiatan :
· Guru membuat kertas undian (yang telah dipersiapkan
sebelumnya)yang akan dipilih siswa dalam membentuk kelompok sehingga anggota
kelompok sebaran kemampuannya heterogen
· Menginstruksikan siswa untuk menelaah media/video/fenomena
dikehidupan serta menuliskan kaitannya dengan
materi
Dilakukan agar pada saat pembagian
kelompok kemampuan siswa yang telah tersebar secara heterogen dapat
melancarkan kegiatan peer-tutoring
selama diskusi selain itu dengan dilakukanya proses penelaahan maka siswa
tidak hanya akan menonton saja namun dapat mengambil intisari atas modelling
yang ditampilkan.
|
|
Menyajikan media/video/fenomena
dikehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan selanjutnya
mengajukan pertanyaan
|
Menyajikan media/video/fenomena
dikehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi faktor yang mempengaruhi
laju reaksi dan selanjutnya mengajukan pertanyaan
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes (flexcibility)dan lancar
|
||
|
Menginstruksikan siswa untuk menelaah media/video/
fenomena dikehidupan serta menuliskan
kaitannya dengan materi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes, lancar, dan berelaborasi
|
|||
3
|
BERTANYA (QUESTIONING)
|
BERTANYA (QUESTIONING)
|
|
|
|
|
Membimbing siswa melakukan tanya
jawab/diskusi
|
Membimbing siswa melakukan tanya
jawab/diskusi bahkan observasi
|
Memungkinkan siswa untuk memperlluas
gagasan (elaborasi)
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Menginstruksikan anggota individual yang nantinya
akan diakumulasi dengan anggota kelompok menuliskan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan media/video/
· Fenomena yang ditampilkan sebelumnya dan kaitannya
dengan materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi
· Menginstruksikan siswa untuk menelaah masalah yang
akan dicari solusinya dalam kaitannya dengan materi faktor yang mempengaruhi
laju reaksi
· Menginstruksikan siswa mengenai prosedur dalam
pembelajaran kemudian membimbing siswa secara intens dalam bertanya
Dengan menambahkan kegiatan ini
diharapkan dapat meningkatkan daya pikir dan cipta gagasan siswa yang lebih
baik dan lebih terarah
|
Dengan dilakukannya inovasi kegiatan :
· Menginstruksikan anggota individual yang nantinya
akan diakumulasi dengan anggota kelompok menuliskan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan media/video/
· Fenomena yang ditampilkan sebelumnya dan kaitannya
dengan materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi
· Menginstruksikan siswa untuk menelaah masalah yang
akan dicari solusinya dalam kaitannya dengan materi faktor yang mempengaruhi
laju reaksi
· Menginstruksikan siswa mengenai prosedur dalam
pembelajaran kemudian membimbing siswa secara intens dalam bertanya
Maka kemungkinan pemanfaat kemampuan berpikir
kreatif akan semakin tinggi, karena terjadi proes pertukaran gagasan,
memberikan pemecahan masalah yang unik/orisinil serta relevan
|
|
Menginstruksikan anggota individual
yang nantinya akan diakumulasi dengan anggota kelompok menuliskan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan media/video/
Fenomena yang ditampilkan sebelumnya
dan kaitannya dengan materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes, lancar, dan berelaborasi
|
|||
Menginstruksikan siswa untuk menelaah
masalah yang akan dicari solusinya dalam kaitannya dengan materi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil
|
||||
Menginstruksikan siswa mengenai
prosedur dalam pembelajaran kemudian membimbing siswa secara intens dalam
bertanya
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes, lancar, dan berelaborasi
|
||||
4
|
MENEMUKAN (INQUIRY)
|
MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY)
|
|
|
|
|
Membimbing siswa untuk mencari tahu sendiri
materi pembelajaran dari berbagai sumber
|
Menginstruksikan siswa untuk mencari
kemungkinan masalah dan pemecahannya secara bersama-sama (antar anggota 1 kelompok/anggota kelompok 1 dan kelompok
lain)
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Menginstruksikan siswa untuk mencari kemungkinan
masalah dan pemecahannya secara bersama-sama (antar anggota 1 kelompok/anggota kelompok 1 dan kelompok
lain
· Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari
informasi pendukung dari berbagai sumber-literatur (literasi) dan saling
berbagi informasi tersebut satu sama lain(sharing)
Diharapkan siswa dapat berbagi gagasan
orisinil yang didukung dengan lieratur yang relevan serta mendetail satu sama
liannya
|
Dengan dilakukannya inovasi kegiatan :
· Menginstruksikan siswa untuk mencari kemungkinan
masalah dan pemecahannya secara bersama-sama (antar anggota 1 kelompok/anggota kelompok 1 dan kelompok
lain
· Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari
informasi pendukung dari berbagai sumber-literatur (literasi) dan saling
berbagi informasi tersebut satu sama lain(sharing)
Agar siswa mampu berliterasi dengan
baik seperti tuntutan k13 revisi 2017, berdiskusi dan menyampaikan gagasannya
walaupun tidak sama dengan yang lain
|
|
|
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mencari informasi pendukung dari berbagai sumber-literatur (literasi)
dan saling berbagi informasi tersebut satu sama lain(sharing)
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes, lancar, dan berelaborasi
|
||
5
|
MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY)
|
MENEMUKAN (INQUIRY)
|
|
|
|
|
Membantu siswa mengatasi permasalahan
yang diberikan
|
Siswa dibimbing oleh guru untuk
menemukan pemecahan masalah yang dirasa paling tepat yang berkaitan dengan materi
faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan fenomena yang ditelaah berdasarkan
hasil pemodelan (langkah pemodelan)
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan pemecahan
masalah yang dirasa paling tepat yang berkaitan dengan materi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan fenomena yang ditelaah berdasarkan hasil
pemodelan (langkah pemodelan)
· Menginstruksikan siswa untuk memberikan pemecahan
masalah yang baru/belum ada sebelumnya/memodifikasi tnetunya relevan dengan materi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
· Memberikan kesempatan siswa untuk bereksplorasi lebih
mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan implikasinya
· Memberikan siswa kesempatan untuk meninjau kembali relevansi
pemecahan masalah hasil temuan
Diharapkan siswa dapat memunculkan
gagasan/pemecahan gagasan baru hasil pemikiran secaram nedetail yang relevan
dan belum ditemukan sebelumnya
|
Dengan dilakukannya inovasi kegiatan :
· Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan pemecahan
masalah yang dirasa paling tepat yang berkaitan dengan materi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan fenomena yang ditelaah berdasarkan hasil
pemodelan (langkah pemodelan)
· Menginstruksikan siswa untuk memberikan pemecahan
masalah yang baru/belum ada sebelumnya/memodifikasi tnetunya relevan dengan materi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
· Memberikan kesempatan siswa untuk bereksplorasi lebih
mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan implikasinya
· Memberikan siswa kesempatan untuk meninjau kembali relevansi
pemecahan masalah hasil temuan
Akan memberikan siswa kesempatan yang luas untuk
bereksplorasi, menemukan hal baru, ide baru yang orisinil, relevan, detail
dan beragam
|
Memberikan kesempatan tanya jawab
seputar hasil diskusi
|
Menginstruksikan siswa untuk
memberikan pemecahan masalah yang baru/belum ada sebelumnya/memodifikasi tnetunya relevan dengan materi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara orisinil, luwes lancar, serta mendetail (elaborasi),
|
|||
|
Memberikan kesempatan siswa untuk
bereksplorasi lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi laju reaksi
dan implikasinya
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara mendetail dalam mengembangkan,menambah,memperkaya gagasan
yang dimilikinya
|
|||
Memberikan siswa kesempatan untuk
meninjau kembali relevansi pemecahan masalah hasil temuan
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes atau dapat menghasilkan pendapat yang relevan dengan
masalah/materi
|
||||
6.
|
REFLEKSI (REFLECTION)
|
REFLEKSI (REFLECTION)
|
|
|
|
|
Memberikan penguatan
|
Memberikan permasalahan yang bertolak
belakang dengan kemungkinan pemecahan masalah yang dipaparkan siswa
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes atau dapat menghasilkan pendapat yang relevan dengan
masalah/materi, gagasan yang beragam, orisinil, dan mampu mengubah arah
pemikiran secara berbeda
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Memberikan permasalahan yang bertolak belakang
dengan kemungkinan pemecahan masalah yang dipaparkan siswa
· Memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi
mendalam mengenai pemecahan masalah dan permasalahan baru yang bertolak
belakang
· Memberikan siswa kesempatan untuk memaparkan
persepsinya baik per kelompok maupun per individu (dipilih)
· Memberikan siswa kesempatan untuk menuliskan
persepsinya tentang materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang telah
didiskusikan, mulai dari permasalahan, pemecahan masalah, informasi pendukung
Diharapkan
siswa dapat secara maksimal memanfaatkan kemampuan berpikir yang dimiliki
secara kreatif
|
Dengan dilakukannya inovasi kegiatan :
· Memberikan permasalahan yang bertolak belakang
dengan kemungkinan pemecahan masalah yang dipaparkan siswa
· Memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi
mendalam mengenai pemecahan masalah dan permasalahan baru yang bertolak
belakang
· Memberikan siswa kesempatan untuk memaparkan
persepsinya baik per kelompok maupun per individu (dipilih)
· Memberikan siswa kesempatan untuk menuliskan
persepsinya tentang materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang telah
didiskusikan, mulai dari permasalahan, pemecahan masalah, informasi pendukung
Dilakukan karena dengan memberikan
kesempatan yang luas untuk berpendapat/berasumsi baik it secara individu maupun antar
kelompok
|
|
Memberikan kesempatan siswa untuk
berdiskusi mendalam mengenai pemecahan masalah dan permasalahan baru yang
bertolak belakang
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil
|
|||
Memberikan siswa kesempatan untuk
memaparkan persepsinya baik per kelompok maupun per individu (dipilih)
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes atau dapat menghasilkan pendapat yang relevan dengan
masalah/materi, gagasan yang beragam, orisinil, dan mampu mengubah arah
pemikiran secara berbeda
|
||||
|
Membimbing siswa untuk membuat
ringkasan
|
Membimbing siswa untuk membuat
ringkasan
|
|
||
|
|
Memberikan siswa kesempatan untuk
menuliskan persepsinya tentang materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi
yang telah didiskusikan, mulai dari permasalahan, pemecahan masalah,
informasi pendukung
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara mendetail (elaborasi), memberikan hasil ringkasan yang
orisinil
|
||
7
|
PENILAIAN YANG SEBENARNYA (AUTHENTIC
ASSESSMENT)
|
PENILAIAN YANG SEBENARNYA (AUTHENTIC
ASSESSMENT)
|
|
|
|
|
Membantu siswa menyimpulkan
|
Membantu siswa menyimpulkan
berdasarkan hasil diskusi, dan penemuan
|
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Meluruskan miskonsepsi yang muncul pada saat diskusi
· Memberikan tes akhir berupa tes essay(memberikan
masalah dan siswa yang meberikan alternatif pemecahan) yang membutuhkan nalar
dan ide kreatif siswa dalam menjawab
Diharapkan siswa yang tadinya tidak
mengerti dan tidak memiliki gagasan kreatif dapat terasah, agar dapat
berpikir secara luwes/terbuka, orisinil, dan lancar
|
Dengan dilakukannya inovasi kegiatan :
· Meluruskan miskonsepsi yang muncul pada saat diskusi
· Memberikan tes akhir berupa tes essay(memberikan
masalah dan siswa yang meberikan alternatif pemecahan) yang membutuhkan nalar
dan ide kreatif siswa dalam menjawab
Dilakukan karena siswa sering kali
memahami konsep tapi hanya sekedar pahamdan tidak tertanam kuat dan
berimplikasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga materi perlu diulang-ulang
beberapa kali sedangkan materi yang harus dicapai memiliki alokasi waktu yang
sempit, begitu juga dengan miskonsepsi, agar siswa tidak terlalu jauh
melenceng maka perlu dilakukan pelurusan miskonsepsi sehingga siswa semakin
paham
|
Meluruskan miskonsepsi yang muncul
pada saat diskusi
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes, lancar dan orisinil
|
||||
Memberikan tes akhir
|
Memberikan tes akhir berupa tes essay(memberikan
masalah dan siswa yang meberikan alternatif pemecahan) yang membutuhkan nalar
dan ide kreatif siswa dalam menjawab
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat
berpikir secara luwes atau dapat menghasilkan pendapat dan jawabn yang relevan dengan masalah/materi,
gagasan yang beragam, orisinil, dan mampu mengubah arah pemikiran secara
berbeda
|
Referensi:
http://bumipendidik.blogspot.com/2014/07/model-pembelajaran-ctl-contextual.html
http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/06/pengertian-contextual-teaching-and-learning.html
PERTANYAAN :
1. Menurut anda, apakah inovasi yang saya buat dapat memenuhi tuntutan pembelajaran pada trend IOT ppada masa yang akan datang?
2. Menurut anda, sudah cocokkah inovasi yang saya buat dengan indikator berpikir kreatif? berikan alasan.
3. Tolong berikan kritik dan saran atas inovasi yang saya lakukan pada model pembelajaran CTL ini!
Sintaks yang sudah kak Rini buat sudah bagus, namun disini saya ingin memberikan kritik dimana dalam pembentukan kelompok yang heterogen sebaiknya bukan dengan cara undian melainkan pemilihan langsung berdasarkan kemampuan siswa karena kalau diundi bisa jadi tidak heterogen melainkan homogen karena kita tidak tahu peluangnya bagaimana. Kalau guru langsung memilih setidaknya guru sudah tau karakter siswa yang diajarnya bagaimana. Terima Kasih.
ReplyDeletesaya setuju dengan pendapat rifany dimana dengan undian yang diharapkan akan memunculkan kemampuan siswa yang heterogen, hanya saja peluang untuk heterogen sangat kecil dan peluangnya besar untuk tidak heterogen, karena bisa jadi semua siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif berkumpul dalam satu kelompok sedangkan yang masih kurang kemampuan berpikir kreatifnya juga menjadi satu kelompok sehingga mereka merasa pilih kasih dalam pemilihan kelompok, sebaiknya dengan pembagian acak lain atau pemilihan sesuai kemapuan oleh guru itu sendiri
Deletedisini saya akansedikit membei penjelasan mengenai undian, undian yang diberikan untuk siswa ini sebelumnya telah ditandai oleh guru untuk dibagikan kepada siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, sehingga sebaran siswa berpikir tinggi akan merata pada semua kelompok.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMenanggapi pertanyaan kak rini yang pertama, kita lihat dari perngertian dari IOT (Internet of Things) adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer. mungkin, implikasi dari IOT dimasa depan tidak diperlukan lagi pembelajaran tatap muka, cukup melalui internet. namun sangat bagus jika inovasi sintaks yang kak rini buat bisa diterapkan dalam pembelajaran IOT.
ReplyDeletemenurut saya inovasi sintak model pembelajaran kontekstual yang dibuat sudah baik dan sesuai dengan ndikator berpikir kreatif. contohnya pada komponen MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY), inovasi yang dibuat yaitu Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan pemecahan masalah yang dirasa paling tepat yang berkaitan dengan materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan fenomena yang ditelaah berdasarkan hasil pemodelan (langkah pemodelan) dengan indikatornya yaitu Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil. disini terlihat keseuaian antara indikator dan inovasi tersebut selainitu diperkuat pula dengan adanya alasan pendukung yang telah dibuat.
ReplyDeletesependapat dengan fira bahwa inovasi sintak model pembelajaran kontekstual yang dibuat sudah baik dan sesuai dengan ndikator berpikir kreatif. contohnya pada komponen MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY), inovasi yang dibuat yaitu Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan pemecahan masalah yang dirasa paling tepat yang berkaitan dengan materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan fenomena yang ditelaah berdasarkan hasil pemodelan (langkah pemodelan) dengan indikatornya yaitu Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil
Deletesaya sependapat dengan fira dan kakak nelly bahwa inovasi sintak model pembelajaran kontekstual yang dibuat sudah baik dan sesuai dengan ndikator berpikir kreatif. inovasi yang dibuat yaitu Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan pemecahan masalah yang dirasa paling tepat yang berkaitan dengan materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan fenomena yang ditelaah berdasarkan hasil pemodelan (langkah pemodelan) dengan indikatornya yaitu Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil
Deletesaya akan menjawab soal nomor 1, menurut saya bisa dihubungkan dengan IoT, jika pembelajarannya bisa dipadukan dengan internet. misal mereka dapat menemukan bahan diskusi dari internet untuk memecahkan permasalahan dari guru serta dapat memaduan inovasi-inovasi yang mereka temukan di internet menjadi inovasi yang mereka susun dan rancang sendiri sehingga kemungkinan anak untuk berpikir kreatif sangat besar terjadi
ReplyDeletesaya sependapat dengan saudari tri yang mengatakan " bisa dihubungkan dengan IoT, jika pembelajarannya bisa dipadukan dengan internet. misal mereka dapat menemukan bahan diskusi dari internet untuk memecahkan permasalahan dari guru serta dapat memaduan inovasi-inovasi yang mereka temukan di internet menjadi inovasi yang mereka susun dan rancang sendiri sehingga kemungkinan anak untuk berpikir kreatif sangat besar terjadi", ini merupakan salah satu pengaplikasian IoT dalam proses pembelajaran.
DeleteIya saya jg stuju dgn teman teman bahwa sintak yg kk rini buat ini bisa menerapkan IoT jika proses pembelajaran di lakukan jg menggukan berbasis internet. Shingga IoT itu sndiri akan muncul
Deletemenurut saya inovasi yang kk buat dapat memenuhi tuntutan pembelajaran pada trend IOT seperti penggunaan smartphone yang digunakan untuk mencari referensi sumber belajar di internet. dan dalam inovasi yang kk buat sudah mencakup keseluruhan sintaks yang ada dalam CTL. sehingga modifikasi model CTL ini dapat kk terapkan di kelas yang kk ingin ajarkan. dan saran saya sama seperti teman-teman yang lain bahwa dalam pengelompokkan siswa, alangkah lebih baiknya jika kk yang membuatkan kelompoknya sehingga siswa bergabung dengan kelompok secara heterogen.
ReplyDeletesaran buat kak rini yaitu dalam pembentukan kelompok yang heterogen sebaiknya bukan dengan cara undian melainkan pemilihan langsung berdasarkan kemampuan siswa karena kalau diundi bisa jadi tidak heterogen melainkan homogen karena kita tidak tahu peluangnya bagaimana.
ReplyDeletesintaks yang dibuat sudah cukup baik. saya sependapat dengan teman-teman yang lain bahwa pembentukan kelompok yang heterogen sebaiknya dilakukan bukan dengan undian, dikhawatirkan akan menumpuk siswa yang berkemampuan tinggi disuatu kemlompok dan siswa berkemampuan rendah disatu kelompok pula. ada baiknya guru membaginya sama rata peyebaran anak bekebutuhan tinggi dan rendah.
ReplyDelete