MATERI 13 : INOVASI SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN PJBL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF


MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
            Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Saat ini pembelajaran di sekolah-sekolah kita masih lebih terfokus pada hasil belajar berupa pengetahuan (knowledge) semata. Itupun sangat dangkal, hanya sampai pada tingkatan ingatan (C1) dan pemahaman (C2) dan belum banyak menyentuh aspek aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).  Ini berarti pada umumnya, pembelajaran di sekolah belum mengajak siswa untuk menerapkan, mengolah setiap unsur-unsur konsep yang dipelajariuntuk membuat (sintesis) generaliasi, dan belum mengajak siswa mengevaluasi (berpikir kritis) terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dipelajarinya. Sementara itu, aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap (attitude) juga banyak terabaikan.

            Di dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah (sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya dari model pembelajaran lain seperti model pembelajaran penemuan (discovery learning model) dan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning model). Adapun langkah-langkah itu adalah:
(1) menentukan pertanyaan dasar;
(2) membuat desain proyek;
(3) menyusun penjadwalan;
(4) memonitor kemajuan proyek;
(5) penilaian hasil;
(6) evaluasi pengalaman.


Sintak Pembelajaran Berbasis Proyek di uraikan berikut ini:

 1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalamdan topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik. 

2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung penyelesaian proyek. 

3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. 

4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Proses monitoring dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik untuk merekam keseluruhan aktivitas penting. 

5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. 

6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

            Model pembelajaran PJBL selalu dimulai dengan menemukan apa sebenarnya pertanyaan mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar untuk memberikan tugas proyek bagi siswa (melakukan aktivitas). Tentu saja topik yang dipakai harus pula berhubungan dengan dunia nyata. Selanjutnya dengan dibantu guru, kelompok-kelompok siswa akan merancang aktivitas yang akan dilakukan pada proyek mereka masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan ide-ide siswa (kelompok siswa) yang digunakan dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap proyek tersebut. Selanjutnya, guru dan siswa menentukan batasan waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas) proyek mereka.
            Dalam berjalannya waktu, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara guru memonitor dan memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan memberikan pembimbingan yang dibutuhkan. Pada tahap berikutnya, setelah siswa melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan, guru menilai pencapaian yang siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knownledge) terkait konsep yang relevan dengan topik), hingga keterampilan dan sikap yang mengiringinya. Terakhir, guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka lakukan agar di lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi lebih baik lagi.
            Banyak sekali manfaat yang dapat diraih melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) ini, misalnya:
(1) siswa menjadi pebelajar aktif;
(2) pembelajaran menjadi lebih interaktif atau multiarah;
(3) pembelajaran menjadi student centred);
(4) guru berperan sebagai fasilitator;
(5) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;
(6) memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri;
(7) dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa; dsb.

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

            Johnson (2014:214-215) menyatakan berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Berpikir kreatif yang membutuhkan aktivitas mental seperti:

1.    Mengajukan pertanyaan.
2.    Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka.
3.    Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda.
4.    Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas.
5.    Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda.
6.    Mendengarkan intuisi.
            Idris (2015:50) menjelaskan, biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas dan menyukai kegemaran dengan aktivitas yang kreatif. Mereka biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri, lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya. 
            Indikator berpikir kreatif E. Paul Torrance dalam Davis (2012:359) mendeskripsikan kemampuan kreatif :
  1. Fluency adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak ide verbal non verbal dalam merespon masalah yang tidak memiliki satu jawaban benar.
  2. Flexibility adalah kemampuan untuk mengambil pendekatan berbeda untuk suatu masalah, memikirkan ide dalam kategori berbeda, atau melihat masalah dalam perspektif berbeda.
  3. Originality itu berarti keunikan, ketidaksamaan dalam pemikiran dan tindakan atau cara berpikir yang unik.
  4. Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan, memperhalus, menyempurnakan, dan bahkan menerapkan ide.
  5. Transformasi berarti kreativitas, merubah satu ide atau objek lain dengan melakukan modifikasi, mengkombinasi, atau dengan melihat makna baru, dampak, penerapan, atau adaptasi ke pengguna baru.
            Munandar (2012) berpendapat untuk mengetahui tingkat kekreatifan seseorang, perlu adanya penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif. Berikut indikator penilaian berpikir kreatif beserta perilakunya.
1. Berpikir lancar (Fluency)
  • Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan
  • Arus pemikiran lancar
2. Berpikir luwes (flexibility)
  • Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam
  • Mampu mengubah cara atau pendekatan
  • Arah pemikiran yang berbeda
3. Berpikir orisinil (Originality)
  • Meberikan jawaban yang tidak lazim
  • Memberkan jawaban yang lain dari pada yang lain
  • Memberikan jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang
4. Berpikir terperinci (elaboration)
  • Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan
  • Memperinci detail-detail
  • Memperluas suatu gagasan
           
SINTAKSIS HASIL MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN PJBL
           
            Berikut sintaksis model pembelajaran PJBL hasil modifikasi pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi besert alasan dan dampaknya bagi kemampuan berpikir kreatif siswa.

No
Sintaks  model PJBL Konvensional
Sintaks PJBL Hasil modifikasi
(Inovasi)
Indikator berpikir kreatif

Alasan serta Dampak Inovasi Sintaks terhadap Kemampuan berpikir kreatif
1
Penentuan pertanyaan mendasar (Questioning)
Questioning

Alasan memodifikasi langkah ini karena pada sintaks konvensional kurang tergambar dengan rinci apa yang akan dilakukan siswa.

Dengan dilakukannya modifikasi diharapkan berdampak terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa terutama pada indikator berpikir lancar, detail dan luwes

Guru bersama dengan siswa menentukan tema/topik proyek
Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan belajar dan melakukan review pembelajaran sub-bab sebelumnya
-


Guru memberikan motivasi  melalui contoh implikasi materi dalam kehidupan  sehari-hari dan menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi
-
Guru menginstruksikan siswa untuk mempelajari materi secara singkat untuk kemudian mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Berpikir lancar
Berpikir detail
Guru menginstruksikan siswa mencatat pertanyaan penting(masalah) yang dapat dijadikan proyek pembuktian implikasi materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi terhadap lingkungan maupun kehidupan sehari-hari
Berpikir detail (elaborasi)

Berpikir luwes
2
Mendesain perencanaan proyek
Planning

Alasan melakukan modifikasi pada langkah ini karena pada sintaks konvensional guru tekesan seperti hanyab erperan sebagai fasilitator saja namun tidak terperinci fasilitator seperti apa dan bagaimana. Pada langkah hasil  modifikasi siswa bebas dalam merencanakan proyek apa yang dilakukan namun harus tetap dalam koridor relevan dengan materi dengan diawasi secara optimal oleh guru


Dengan dilakukannya modifikasi ini diharapkan dapat meningkat kemampuan berpikir lancar, detail dan orisinil siswa




Guru memfasilitasi siswa untuk merancang langkah kegiatan penyelesaian proyek
Pertanyaan penting yang telah dirumuskan sebelumnya, selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah topik/tema dalam penyusunan proyek yang akan dikerjakan
Berpikir luwes, lancar, elaborasi, orisinil


Guru menginstruksikan siswa untuk melakukan studi literatur melalui googling, membaca referensi dari buku dan video  untuk memperkaya teori yang mendukung proyek yang akan dilakukan
Berpikir lancar, luwes dan detail
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang sebaran kemampuan berpikirnya heterogen untuk nantinya menyusun proyek dengan konsep berbeda tiap kelompoknya
-
Guru memberikan LKPD yang  kegiatan siswanya masih kosong dan harus diisi sendiri oleh siswa sesuai dengan proyek apa yang akan mereka lakukan yang disusun secara terperinci
Berpikir detail
Guru mengawasi dan mengarahkan setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan pembelajaran awal
-
3
Menyusun jadwal
Researching

Alasan modifikasi yakni pada sintaks konvensional peran guru dan siswa terlalu umum dan tidak terperinci

Dengan dlikakukannya modifikasi diharapkan kesematan yang diberikan guru untuk siswa berliterasi dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir detail, lancar, luwes dan orisinil sehingga hasil karya proyek memiliki ciri khas tersendiri (unik)

Guru memberikan pendampingan  kepada siswa melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancang
Siswa diberikan kesempatan untuk tetap melakukan studi literatur guna memperdalam dan memperkuat konsep proyek yang akan mereka kerjakan
Berpikir lancar, luwes, detail dan orisinil


Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk siswa bertanya mengenai proyeknya
Berpikir luwes dan detail
Guru mendampingi siswa dan melakukan penjadwalan proyek yang  akan dilakukan
-
Guru mengawasi dan mengarahkan setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan pembelajaran awal
-
4
Memonitor siswa dan kemajuan proyek
Creating

Alasan modifikasi yakni pada sintaks konvensional siswa tidak diberikan kesempatan untuk berkreasi dengan apa yang sudah direncanakannyab erdasarkan pengembangan tema/topik yang dirumuskan sendiri oleh siswa


Dengan dilakukannya modifikasi ini diharapkan siswa dapat mengasah kemampuan berpikir orisinil, detail dan lancar yang dimilikinya

Guru memfasilitasi dan memonitor siswa  dalam melaksanankan rancangan proyek yang telah dibuat
Guru memberikan kesempatan siswa dalam menciptakan sebuah proyek yang menghasilkan karya yang telah disusun secara matang, didukung literatur yanng relevan dan terperinci
Berpikir orisinil, detail dan lancar


Guru memfasilitasi siswa dalam menciptakan karya (melakukan proyek) yang telah dirancang siswa sendiri
-
Guru mengawasi dan mengarahkan setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan pembelajaran awal
-
5
Menguji hasil
Improving

Alasan dilakukannya modifikasi dikarenakan pada tahap ini siswa tidak hanya menguji hasil tetapi melakukan improvisasi/modifikasi terhadap rancangan proyek yang sudah mulai digarap sehingga jika terdapat irrelevansi akan diperbaiki.



Dengan dilakukannya modifikasi diharapkan proyek yang dirancang sendiri oleh siswa berjalan dan hasil yang dicapai sesuai target dan relevan dengan materi serta dapat meningkatkan kemampuan siwa dalam berpikir detail, orisinil, lancar serta luwes.

Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan dan mempublikasikan karya
Guru mengawasi dan mengarahkan setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan pembelajaran awal
-


Guru memberikan siswa untuk berimprovisasi/melakukan modifikasi dalam langkah proyek jika langkah tersebut kurang cocok/relevan dengan konsep dan hasil karya proyek yang diinginkan
Berpikir orisinil, detail, lancar dan luwes
Setiap detail langkah dan alasan pemilihan langkah literatur serta tujuan yang ingin dicapai selama proyek dilakukan dicatat dengan rinci pada LKPD
Berpikir detail (elaborasi)
Guru menginstruksikan untuk menguji kembali relevansi proyek dengan materi faktor yanng mempengaruhi laju reaksi melalui studi literatur
Berpikir lancar dan detail
6
Mengevaluasi pengalaman
Presenting

Alasan modifikasi yakni pada tahap presenting banyak kegiatan yang dapat dilakukan siswa dalam memunculkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya seperti mengomentari hail proyek kelompok lain, menyampaikan persepsinya dalam berdiskusi dan menyimpulkan hasil proyek dan kaitannya dengan implikasi materi dalam kehidupan sehari-hari.



Dengan dilakukkannya modifikasi diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir orisinil, bernalar secara lancar dan luwes serta menyampaikan pandangan/persepsinya dengan detail, relevan dan orisinil.

Guru dan siswa pada akhir pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek
Guru memberikan siswa kesempatan untuk mempresentasikan dan mempublikasikan proyek yang telah dirancang dan menghasilkan karya, mendeskripsikan proyeknya tersebut (kelebihan proyek dibandingkan proyek lain) serta menyimpulkan sendiri keterkaitan antara proyek dengan materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi serta implikasinya terhadap lingkungan/kehidupan sehari-hari
Berpikir orisinil dan lancar


Guru memberikan siswa kesempatan untuk berdiskusi dan saling mengomentari hasil karya proyek yang telah dipresentasikan
Berpikir luwes
Guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil kerja siswa, menyampaikan kesimpulan pembelajaran dan proyek per individu
Berpikir orisinil
Guru meluruskan miskonsepsi yang muncul selama pembelajaran
-
Guru memberikan tugas/soal latihan berupa soal essay terstruktur mengenai proses belajar dan hasil proyek yang dilakukan (memberikan masalah dan siswa yang memberikan alternatif pemecahan) yang membutuhkan nalar dan ide kreatif siswa dalam menjawab
Berpikir lancar, luwes,orisinil dan detail


REFERENSI:
http://novehasanah.blogspot.com/2016/01/langkah-model-pembelajaran-berbasis-proyek.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/05/model-pembelajaran-project-based.html

PERTANYAAN:
1.      Menurut pendapat anda sudah cocokkah jika model pembelajaran PJBL disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif? Berikan alasan.
2.      Menurut anda apakah bisa inovasi/hasil modifikasi yang saya buat pada model PJBL ini dapat diterapkan di kelas pada materi laju reaksi?jelaskan faktor apa saja yang membuatnya bisa dditerapkan dan tidak bia diterapkan!
3.      Berikan kritik dan saran anda terhadap hasil modifikasi model PJBL yang saya buat.









Comments

  1. Pembelajaran berbasis proyek
    berfokus pada konsep dan prinsip,
    memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, tugas-tugas bermakna, berpusat pada siswa, serta menghasilkan produk nyata (Santyasa, 2006). Selain itu dengan melakukan proyek dapat membangun
    pengetahuan, keterampilan, kompleksitas, serta memungkinkan siswa untuk berpikir secara mendalam dan menganalisis topik yang
    memiliki makna bagi siswa (Klein et al,
    2009).
    Kegiatan proyek yang dilaksanakan
    siswa dapat menstimulus kemampuan berpikir
    kreatifnya. Seperti yang diungkapkan
    Munandar (2009) bahwa kreativitas
    didapatkan dari pengalaman mengekspresikan
    dan mengaktualisasikan indentitas individu
    dalam bentuk terpadu yang hubungannya
    dengan diri sendiri, alam dan orang lain.
    Pembelajaran berbasis proyek ini lebih
    memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyusun perancangan proyek, menyusun bahan/alat dan jadwal yang akan dilaksanakan dan bagaimana siswa dapat menggambarkan proyek yang dihasilkan dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti grafik, laporan atau video.

    ReplyDelete
  2. Menurut saya untuk model PJBL ini sudah cocokkah jika disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif, karena pada inovasi yang kakak buat yaitu pada saat "guru memberikan LKPD yang kegiatan siswanya masih kosong dan harus diisi sendiri oleh siswa sesuai dengan proyek apa yang akan mereka lakukan yang disusun secara terperinci" disini akan menimbulkan dampak berpikir kreaatif siswa.
    Kemudian saran saya : buat 2 kali pertemuan untuk lebih efektifnya pembalajaran menggunakan model PJBL.

    ReplyDelete
  3. Saya setuju dengan teman teman. Model PjBL cocok jika di sandingkan dgn berpikir kreatif. Karena dalam pembelajaran berbasis proyek ini. Banyak ide ide yg kluar dari siswa untuk mendesain atau membuat suatu proyek shingga menhmghasilkan suato produk. Maka kemampuan siswa dalam berpikir kreatif pun akan muncul. Pembelajaran berbasis proyek ini lebih
    memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyusun perancangan proyek, menyusun bahan/alat dan jadwal yang akan dilaksanakan dan bagaimana siswa dapat menggambarkan proyek yang dihasilkan dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti grafik, laporan atau video.

    ReplyDelete
  4. Saya setuju dengan pendapat teman-teman di atas, karena dalam model pjbl ini cocok di sandingan dengan berpikir kreatif, di dalam sintak inovasi yg saudari rii buat sudah tampak jelas epikir kreatif aiswa dengan membuat karya proyek sendiri dan juga mengembangkan pemikiran siswa lagi dalam membuat inovasi-inovasi baru dengan kreatifitas yang lebih baik lagi dan juga dengan dukungan guru yang menjadi fasIlitator saja.
    Pembelajaran berbasis proyek ini lebih
    memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyusun perancangan proyek dengan ide-ide kreatif agar lebih tersalurkan.

    ReplyDelete
  5. menurut saya inovasi sintak pjbl yang kak rini buat sudah cocok disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif karena disini guru banyak membimbing dan mengarahkan serta meminta siswa dalam melakukan kegiatan proyeknya. selain itu pada sintak juga terdapat langkah guru memberikan LKPD yang kegiatan siswanya masih kosong dan harus diisi sendiri oleh siswa sesuai dengan proyek apa yang akan mereka lakukan yang disusun secara terperinci, disini siswa akan terpancing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya dalam mengisi LKPD tersebut.

    ReplyDelete
  6. saya setuju dengan pendapat teman-teman, inovasi sintaks model PjBL yang dibuat oleh kakak rini sudah cocok disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif karena kemampuan berpikir kreatif sudah tampak jelas dengan membuat karya proyek sendiri dan juga mengembangkan pemikiran siswa lagi dalam membuat inovasi-inovasi baru dengan kreatifitas yang lebih baik lagi dan juga dengan dukungan guru yang menjadi fasIlitator saja. Pembelajaran berbasis proyek ini lebih memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyusun perancangan proyek, menyusun bahan/alat dan jadwal yang akan dilaksanakan dan bagaimana siswa dapat menggambarkan proyek yang dihasilkan dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti grafik, laporan atau video

    ReplyDelete
  7. berkenaan dengan "Menurut pendapat anda sudah cocokkah jika model pembelajaran PJBL disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif?
    menurut saya secara teori ini sudah cocok.
    Berikan alasan.
    saya sependapat dengan saudari rinia, dimana "kreativitas didapatkan dari pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan indentitas individu dalam bentuk terpadu yang hubungannya dengan diri sendiri, alam dan orang lain", dengan mengajak/mendesain pembelajaran dengan cara siswa mengamati dan melakukannya langsung ini akan berdampak positif, termasuk kemampuan berpikir kreatif .

    ReplyDelete
    Replies
    1. sependapat dengan sugeng dan rina bahwa "kreativitas didapatkan dari pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan indentitas individu dalam bentuk terpadu yang hubungannya dengan diri sendiri, alam dan orang lain", dengan mengajak/mendesain pembelajaran dengan cara siswa mengamati dan melakukannya langsung ini akan berdampak positif, termasuk kemampuan berpikir kreatif .

      Delete
    2. terimakasih banyak atas masukannya untuk kak nelly, sugeng dan rina.

      Delete
  8. Menurut anda apakah bisa inovasi/hasil modifikasi yang saya buat pada model PJBL ini dapat diterapkan di kelas pada materi laju reaksi?jelaskan faktor apa saja yang membuatnya bisa dditerapkan dan tidak bia diterapkan!

    saya akan menjawab pertanyaan tersebut, menurut saya faktor yang bisa yaitu untuk materi faktor-faktor laju reaksi yang volume, konsentrasi dan jumlahnya dapat divariasikan. untuk yang tidaknya yaitu melihat kempuan formatifnya dalam bentuk soal. sehingga soal pun harus dibuatberdasarkan indikator berpikir kreatif

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin disini tri salah memahami pertanyaan saya, maksud saya disini faktor (bukan faktor dalam materi) yang bisa membuat hasil modifikasi dapat diterapkan maupun tidak bisa diterapkan kira-kira apa, begitu?

      Delete
  9. Menurut saya inovasi sintaks PJBL yang kak rini buat sudah sudah cocok disandingkan dengan kemampuan berfikir kreatif karena disini sintaks mengarahkan siswa dalam berfikir dan menciptakan ide-ide sendiri.

    ReplyDelete
  10. Menurut saya sampai saat ini masih cocok jika model PjBL dengan kemampuan berpikir kreatif jika disandingkan, karena memang dalam proses mengerjakan proyek dibutuhkan proses berpikir kreatif siswq bagaimana hasil yang akan dibentuk, waktu yangvdibutuhkan agar cukup dan kreasi2 apa yang bisa diterapkan agar dalam waktu singakat bisa segera selesai begitu misalnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. sependapat dengan kak melda bahwa sah sah saja jika pjbl disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif dan menurut saya sudah baik inovasi yang diberikan karna disini dituntut siswa itu bagaimana hasil yang akan dibentuk, waktu yangvdibutuhkan agar cukup dan kreasi2 apa yang bisa diterapkan agar dalam waktu singakat bisa segera selesai

      Delete
  11. Ciri-ciri kepribadian kreatif biasanya anak selalu ingin tahu, memilki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. dari inovasi sintak yang anda buat sudah menunjukkan indikator berfikir kreatif. saya menyarankan pada pengerjaan proyeknya harus divariasikan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts