MATERI 4 : SCIENCE PROCESS SKILLS ASSESSMENT IN CHEMISTRY EDUCATION


SCIENCE PROCESS SKILLS ASSESSMENT IN CHEMISTRY EDUCATION



SCIENCE PROCESS SKILLS (KEMAMPUAN PROSES SAINS/ KPS)
Menurut Syamsuar Mochtar dalam A. Samana, keterampilan proses sains adalah cara memandang siswa serta kegiatannya sebagai manusia seutuhnya,yang diterjemahkan dalam kegiatan belajar mengajar yang memperhatikan perkembangan pengetahuan, nilai hidup serta sikap, perasaan, dan keterampilan sebagai kesatuan (baik sebagai tujuan maupun sekaligus bentuk pelatihannya), yang akhirnya semua kegiatan belajar dan hasilnya tersebut tampak dalam bentuk kreativitas.
Menurut Zulfiani dkk, “keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan”. Dalam hal ini, beberapa alasan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan dasar dan menengah ialah:
·      Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
·      Memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana mempelajari sesuatu
·      Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri.
·      Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir konkret.
·      Mengembangkan kreativitas siswa.
Dalam setiap konsep yang diterapkan , keseluruhan konsep tersebut sudah pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini pun keterampilan proses sains memiliki beberapa tujuan. Menurut Syamsuar Mochtar dalam A. Samana tujuan dari keterampilan proses sains adalah sebagai berikut:
·      Membina motivasi belajar dan memberikan rangsangan belajar.
·      Mendorong timbulnya pertanyaan dari siswa dan keberanian siswa untuk mencari jawabannya.
·      Membimbing siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya (termasuk kegiatan penelitiannya); dan
·      Membimbing siswa dalam menafsirkan data hasil penelitiannya serta melaporkan hasil kerjanya (baik lisan maupun tertulis).

Keterampilan proses sains dapat dikatakan sebagai kompetensi yang bersifat generik. Keterampilan proses sains memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembentukan ilmu pengetahuan.  Dalam hal ini, kemampuan keterampilan proses sains dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan siswa. Membiasakan siswa belajar melalui proses kerja ilmiah, selain dapat melatih detail keterampilan ilmiah dan kerja sistematis, dapat pula membentuk pola berpikir siswa secara ilmiah. Dengan demikian, pengembangan keterampilan proses sains dapat berimplikasi pada pengembangan kemampuan berpikir siswa (high order of thinking).

Oleh karena itu, dalam konteks pembelajaran sains pun harus dirancang sebagaimana desain tiga dimensi sains yaitu konten/produk pengetahuan, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Dalam hal ini, pembelajaran sains haruslah mengintegrasikan antara pembelajaran keterampilan kerja ilmiah sebagai proses penemuan dan pembentukan pengetahuan, pembelajaran konsep dasar pengetahuan sains sebagai konten/produk sains, dan pembelajaran sikap ilmiah. Oleh karena pembentukan pengetahuan sains diawali dari proses yang ilmiah, maka pembelajaran sains pun harus diletakkan dan ditekankan lebih awal pada kemampuan keterampilan proses sains siswa. Dengan demikian, perkembangan kemampuan keterampilan proses siswa memiliki peran yang sama penting dan terintegrasi dengan penguasaan pengetahuan sains dan sikap ilmiah.

Menurut Rezba (1999), pengajaran dan pengukuran keterampilan proses dapat dilakukan pada seluruh tingkatan kelas. Perbedaan materi dan tingkat kerumitan, metode dan sistem pengukuran dapat disesuaikan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Kemampuan siswa menggunakan proses sains akan berkembang seiring dengan berkembangnya pengalaman belajar dan tingkatan kelas atau tingkat kognitif siswa secara biopsikologis. Penilaian terhadap kemampuan keterampilan proses sains, dapat memberikan infromasi data status pencapaian keterampilan siswa. Hasil tersebut, dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan keterampilan proses selanjutnya serta instrument refleksi terhadap perencanaan dan proses pembelajaran. Dengan demikian, pentingnya keterampilan proses sains merupakan dasar dalam pembentukan pengetahuan sains bagi siswa dan akan digunakan siswa dalam setiap sisi kehidupannya di masa depan.

Gagne (dalam Purwandono, 2000:21) mendeskripsikan keterampilan proses sains sebagai berikut:
  1. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan khas yang digunakan oleh semua saintis, serta dapat diterapkan untuk memahami fenomena.
  2. Setiap keterampilan proses sains merupakan sains tingkah laku ilmuwan yang dapat dipelajari oleh siswa.
  3. Keterampilan proses dapat ditransfer antara isi pelajaran-pelajaran dan memberi sumbangan pada pikiran rasional dalam kehidupan sehari-hari.
Gagne (dalam Purwandono, 2000:21) mendeskripsikan keterampilan proses sains sebagai berikut:
  1. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan khas yang digunakan oleh semua saintis, serta dapat diterapkan untuk memahami fenomena.
  2. Setiap keterampilan proses sains merupakan sains tingkah laku ilmuwan yang dapat dipelajari oleh siswa.
  3. Keterampilan proses dapat ditransfer antara isi pelajaran-pelajaran dan memberi sumbangan pada pikiran rasional dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam keterampilan proses terdapat tiga komponen yang perlu dikembangkan, yaitu: 1) kemampuan menggunakan pikiran (keterampilan intelektual), 2) kemampuan nalar, 3) perbuatan efisien dan efektif untuk mencapai hasil tertentu termasuk kreativitas. Komponen keterampilan intelektual dalam keterampilan proses sains terjadi sebagai hasil proses tranformasi atau informasi yang diterima otak. Menurut Rustaman (2005:78) keterampilan proses meliputi: 1) keterampilan melakukan pengamatan (observasi), 2) mengelompokkan (klasifikasi), 3) menafsirkan pengamatan (interpretasi), 4) meramalkan (prediksi), 5) sains mengajukan pertanyaan, 6) berhipotesis, 7) merencanakan percobaan atau penyelidikan, 8) menggunakan alat dan bahan , 9) menerapkan konsep atau prinsip, 10) berkomunikasi.

INDIKATOR KPS
Berikut tahapan serta indikator KPS :
No.
Keterampilan Proses Sains
Indikator
1.
Mengamati
a.    Menggunakan        sebanyak             mungkin indera
b.    Menggunakan atau mengumpulkan fakta relevan
2.
Klasifikasi
a.    Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
b.    Mencari perbedaan atau persamaan
c.    Mengkontraskan cirri-ciri
d.    Membandingkan
e.    Mencari dasar pengelompokan atau penggolongan
f.     Menghubugkan     hasil-hasil pengamatan
3.
Interpretasi
a.    Menghubungkan  hasil-hasil pengamatan
b.    Menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan
c.    Menarik kesimpulan
4.
Prediksi
a.    Menggunakan        pola-pola/           hasil pengamatan
b.    Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
5.
Mengajukan Pertanyaan
a.    Bertanya   apa,       bagaimana          dan mengapa
b.    Bertanya untuk meminta penjelasan
c.    Mengajukan            pertanyaan         yang berlatar belakang hipotesis
6.
Berhipotesis
a.    Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian
b.    Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya        dengan memperoleh bukti


CARA PENILAIAN KPS SISWA
Pada rubrik penilaian ini yang dilakukan siswa yakni praktikum pada materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi mulai dari luas permukaan, suhu, konsentrasi, serta katalis. Berikut rubriknya:
No.
Mengajukan Pertanyaan
Aspek-Aspek Penilaian
Skala Penilaian
1.
Mengajukan pertanyaan
Bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktikum
0.      Siswa tidak bertanya
1.      Siswa bertanya mengenai alat dan bahan
2.      Siswa bertanya mengenai alat dan bahan, serta prosedur
3.      Siswa bertanya mengenai alat dan bahan, prosedur, hal-hal yang diamati
4.      Siswa bertanya mengenai alat dan bahan, prosedur, hal-hal yang
diamati dan analisa data
2.
Menyusun hipotesis
Membuat penjelasan atau kesimpulan sementara mengenai kegiatan praktikum yang dilakukan
0.      Siswa tidak menyusun hipotesis
1.      Siswa tidak menyusun hipotesis namun menjelaskan apa yang akan di lakukan
2.      Siswa menyusun hipotesis tanpa mampu untuk menjelaskan
3.      Siswa menyusun hipotesis dengan penjelasan kurang tepat
4.      Siswa menyusun hipotesis dengan penjelasan yang tepat
3.
Merencanakan percobaan
Menentukan dan mengambil
alat dan bahan praktikum
0. Siswa tidak menentukan dan mengambil 2 alat dan 2 bahan yang
Diperlukan
1.      Siswa tidak menentukan dan mengambil 4 alat dan 2 bahan yang diperlukan
2.      Siswa tidak menentukan dan mengambil 8 alat dan 4 bahan yang diperlukan
3.      Siswa menentukan dan mengambil 8 alat dan 4 bahan yang diperlukan
4.      Siswa menentukan dan mengambil semua alat dan bahan yang
diperlukan dengan tepat
4.
Menggunakan alat dan bahan

Menggunakan alat ukur yang tepat dalam mengambil larutan dengan volum tertentu
0.      Siswa langsung menuang larutan ke dalam gelas kimia
1.      Siswa menggunakan gelas kimia untuk mengambil larutan dan memindahkan larutan
2.      Siswa          menggunakan       gelas       kimia       dan   pipet             tetes       untuk mengambil larutan dan memindahkan larutan
3.      Siswa menggunakan gelas ukur dan pipet tetes untuk mengambil larutan dan memindahkan larutan
4.      Siswa menggunakan pipet volum dengam bulp untuk mengambil larutan dan memindahkan larutan
Menggunakan neraca untuk menimbang zat dengan baik dan benar
0.      Siswa tidak mengkalibrasi neraca
1.      Siswa mengkalibrasi neraca namun tidak menggunakan  kaca arloji atau wadah untuk menimbang
2.      Siswa mengkalibrasi neraca, menimbang kaca arloji, rapi dalam menimbang tapi menggunakan tangan untuk mengeser tangan neraca
3.   Siswa         mengkalibrasi          neraca,        menimbang         kaca        arloji, menggunakan alat bantu tapi tidak rapi dalam menimbang zat
4.    Siswa        mengkalibrasi         terlebih       dahulu,        menimbang         keca arloji/wadah   lain  dan  menggunakan   alat  bantu  (spatula) untuk mengeser tangan neraca, rapi dalam menimbang zat


Menggunakan termometer dengan baik dan benar
0.      Siswa tidak menggunakan termometer
1.      Siswa memegang badan termometer dan ujungnya menyentuh dinding gelas kimia
2.      Siswa memegang badan termometer
3.      Siswa menggantung termometer dengan tali/karet
4.      Siswa menggantung termometer dengan statif
5.
Observasi
Mengamati hasil reaksi pada faktor konsentrasi dengan menggunakan indera yang tepat
0.      Siswa tidak melakukan pengamatan
1.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan naun tidak membandingkannya dengan tabung lain dan mencatatnya.
2.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan dan peraba, namun tidak membandingkan dengan tabung lain dan mencatatnya.
3.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan dan
peraba,              membandingkan dengan    tabung    lain          dantidak mencatatnya.
4.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan dan peraba, membandingkan dengan tabung lain dan mencatatnya.Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan dan peraba, membandingkan          dengan   tabung    lain          dan    tidak mencatatnya.

Mengamati hasil reaksi pada faktor luas permukaan dengan menggunakan indera yang tepat
0. Siswa tidak melakukan pengamatan
1.       Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan naun tidak membandingkannya dengan tabung lain dan mencatatnya.
2.       Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan dan peraba, namun tidak membandingkan dengan tabung lain dan mencatatnya.
3.       Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan dan peraba, membandingkan dengan tabung lain dan tidak mencatatnya.
4.       Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan dan peraba, membandingkan dengan tabung lain dan mencatatnya.
Mengamati hasil reaksi pada faktor suhu dengan menggunakan indera yang tepat
0.      Siswa tidak melakukan pengamatan
1.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dan tanda x pada kertas dengan penglihatan dan peraba, namun salah  mengukur  waktu dan tidak mencatatnya.
2.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dan tanda x pada kertas dengan penglihatan dan peraba, mencatatnya namun salah
menetukan waktu reaksi.
3.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dan tanda x pada kertas dengan penglihatan dan peraba menentukan waktu dengan benar namun tidak mencatatnya
4.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dan tanda x pada kertas dengan penglihatan dan peraba menentukan waktu reaksi dengan tepat dan mencatatnya


Mengamati hasil reaksi pada faktor katalis dengan menggunakan indera yang tepat
0.      Siswa tidak melakukan pengamatan
1.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan naun tidak membandingkannya dengan tabung lain dan mencatatnya.
2.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan dan peraba, namun tidak membandingkan dengan tabung lain dan mencatatnya.
3.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan dan peraba, membandingkan dengan tabung lain dan tidak mencatatnya.
4.      Siswa mengamati reaksi yang terjadi dengan penglihatan dan
5.      peraba, membandingkan dengan tabung lain dan mencatatnya.
6.
mengklasifikasikan
Mencatat setiap hasil pengamatan
0.      Siswa tidak mencatat
1.      Siswa mencatat praktikum yang pertama
2.      Siswa mencatat praktikum yang pertama dan kedua
3.      Siswa mencatat praktikum pertama, kedua, ketiga
4.      Siswa mencatat praktikum pertama, kedua,ketiga dan ke empat

Membandingkan data dan hasil pengamatan
0.      Siswa tidak membandingkan data dengan kelompok lain
1.      Siswa membandingkan data dengan 1 kelompok lain
2.      Siswa membandingkan data dengan 2  kelompok lain
3.      Siswa membandingkan data dengan 3 kelompok lain
4.      Siswa membandingkan data dengan semua  kelompok lain
7
memprediksi
memprediksi waktu reaksi jika diberikan kondisi konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis yang berbeda
0.      Siswa tidak mencatat seluruh hasil pengamatan
1.      Siswa tidak mencatat waktu reaksi
2.      Siswa tidak mencatat pengamatan reaksi (awal dan akhir reaksi)
3.      Siswa tidak membedakan hasil reaksi dengan tabung yang lain
4.      Siswa memcatat seluruh hasil pengamatan
8
interpretasi
Menghubungkan hasil pengamatan yang didapatkan
0.      Siswa tidak menghubungkan hasil pengamatan
1.      Siswa menghubungkan hasil percobaan saja
2.      Siswa menghubungkan masing-masing hasil pengamatan saja
3.      Siswa menghubungkan hasil percobaan dengan data kelompok lain
4.      Siswa menghubungkan hasil pengamatan, dengan konsep materi dan hasil kelompok lain

Menyimpulkan berdasarkan data percobaan yang didapatkan
0.      Siswa tidak menyimpulkan hasil percobaan
1.      Siswa menyimpulkan namun kesimpulannya kurang tepat
2.      Siswa menyimpulkan tanpa alasan yang relevan
3.      Siswa menyimpulkan dengan alasan yang kurang jelas
4.      Siswa menyimpulkan dengan tepat, beserta alasan dan hasil pengamatan yang lengkap dan jelas
9.
Menerapkan konsep
Mensterilisasi alat-alat praktikum
0.      Siswa tidak mensterilisasi alat
1.      Siswa mencuci alat tanpa mengeringkannya
2.      Siswa mencuci alat dengan sabun tanpa mengeringkan
3.      Siswa mencuci alat tanpa menggunakan sabun lalu mengeringkannya
4.      Siswa mencuci alat dengan baik, mengeringkannya dan menyusun kembali alat tsb

Menghitung laju reaksi pada faktor laju reaksi, luas permukaan,suhu,  konsentrasi, dan katalis
0.      Siswa tidak menghitung laju reaksi
1.      Siswa mengetahui konsep dan rumus laju reaksi, namun siswa tidak menghitungnya.
2.      Siswa mengetahui konsep dan rumus laju reaksi dan menghitung dengan benar namun kurang tepat dalam menentukan  waktu reaksi.
3.      Siswa mengetahui konsep dan rumus laju reaksi, menentukan waktu reaksi dengan tepat namun salah dalam perhitungan.
4.      Siswa mengetahui konsep dan rumus laju reaksi, menentukan waktu reaksi dengan tepat dan menghitung dengan benar
10
mengkomunikasikan
Membuat tabel pengamatan
0.      Siswa tidak membuat tabel pengamatan
1.      Siswa membuat tabel pengamatan tanpa menuliskan  reaksi, waktu reaksi, dan komponen zat yang tidak lengkap.
2.      Siswa membuat tabel pengamatan tanpa konsentrasi larutan dan luas permukaan
3.      Siswa membuat tabel pengamatan tanpa menuliskan reaksi
4.      Siswa membuat tabel pengamatan dengan lengkap (gelas kimia 1-4, komponen zat dengan konsentrasinya, reaksi dan waktu reaksi)

Membuat grafik laju reaksi
0.      Siswa tidak membuat grafik percobaan
1.      Siswa membuat grafik percobaan benar, namun tidak  lengkap dan tidak rapih
2.      Siswa membuat grafik percobaan benar, rapih namun tidak lengkap
3.      Siswa membuat grafik percobaan lengkap dengan benar namun
        rapih.
4.      Siswa membuat grafik percobaan dengan lengkap benar dan rapi

Membuat laporan
0.      Siswa tidak membuat laporan sementara.
1.      Siswa membuat laporan sementara namun tidak lengkap  dan tidak sistematis.
2.      Siswa membuat laporan sementara dengan lengkap namun tidak sistematis.
3.      Siswa membuat laporan sementara dengan sistematis  namun tidak lengkap.
4.      Siswa      memb.uat      laporan     sementara      dengan     lengkap      dan
sistematis
REFERENSI :
PERMASALAHAN:
1.       Menurut anda, tahapan mana dari KPS yang perlu dimaksimalkan dalam proses pembelajaran agar KPS yang dimiliki siswa dapat optimal? Jelaskan beserta alasan.
2.       Menurut anda, cocoklah jika guru menggunakan model pembelajaran problem based learning untuk melihat bagaimana KPS yang dimiliki siswa? Jelaskan beserta alasannya jika setuju maupun tidak.
3.       Menurut anda, untuk menilai KPS yang dimiliki siswa haruskah kita sbg guru melaksanakan pembelajaran berbasis laboratorium/praktikum? bisakah dengan proses pembelajaran biasa? Jika bisa,Berikan penjelasan.

Comments

  1. Menurut anda, tahapan mana dari KPS yang perlu dimaksimalkan dalam proses pembelajaran agar KPS yang dimiliki siswa dapat optimal? Jelaskan beserta alasan.
    Menafsirkan pengamatan (a. Mencatat setiap pengamatan, b. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan, c. Menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan, d. Menarik kesimpulan)
    Berkomunikasi (a. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas, b. Menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan, c. Mendiskusikan hasil percobaan, d. Menggambarkan data tabe grafik)

    ReplyDelete
  2. menurut saya bisa, jika itu masih KPS dasar maka bisa dilaksanakan di dalam pembelajaran biasa

    ReplyDelete
  3. menanggapi permasalahan tentang "Menurut anda, untuk menilai KPS yang dimiliki siswa haruskah kita sbg guru melaksanakan pembelajaran berbasis laboratorium/praktikum? bisakah dengan proses pembelajaran biasa? Jika bisa,Berikan penjelasan.
    Untuk melaksanakan penilaian KPS yang dimiliki siswa tidak harus selalu melalui pembelajaran berbasis laboratorium/praktikum. Pada proses pembelajaran biasa pun juga dapat dilaksanakan. Karena pengertian penilaian keterampilan saat ini sudah cukup luas dan mampu menjadi tagihan penilaian psikomotorik , tinggal bagaimana kita menyususun indikator yang sesuai.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sependapat dengan kak nelly menanggapi permasalahan tentang "Menurut anda, untuk menilai KPS yang dimiliki siswa haruskah kita sbg guru melaksanakan pembelajaran berbasis laboratorium/praktikum? bisakah dengan proses pembelajaran biasa? Jika bisa,Berikan penjelasan. menurut saya juga untuk melaksanakan penilaian KPS yang dimiliki siswa tidak harus selalu melalui pembelajaran berbasis laboratorium/praktikum. Pada proses pembelajaran biasa pun juga dapat dilaksanakan. Karena pengertian penilaian keterampilan saat ini sudah cukup luas

      Delete
  4. Menurut anda, cocokah jika guru menggunakan model pembelajaran problem based learning untuk melihat bagaimana KPS yang dimiliki siswa? Jelaskan beserta alasannya jika setuju maupun tidak.
    Menurut saya cocok apabila materinya juga cocok, karena PBL sintaksnya menemukan permasalahan dan menjawab permasalahan sedangkan keterampilan proses sains melihat keterampilan yang dimiliki siswa selama proses pembelajaran bagaimana cara siswa memecahkan permasalahan yang bersifat abstrak dan dikongkretkan. Namun apabila materi yang disajikan tidak bersifat eksperimen percuma juga mau mengukur KPS yang seperti apa .

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sependapat dengan rifanny tentang kecocokan jika guru menggunakan model pembelajaran problem based learning untuk melihat bagaimana KPS yang dimiliki siswa? Jelaskan beserta alasannya jika setuju maupun tidak. pada sintaks PBL siswa mencari sendiri permasalahan dan memecahkan sendiri permasalahan nya. namun lebih baik siswa diajak ke metode eksperimen. agar keterampilannya dapat terasah.

      Delete
  5. Menurut anda, cocoklah jika guru menggunakan model pembelajaran problem based learning untuk melihat bagaimana KPS yang dimiliki siswa? Jelaskan beserta alasannya jika setuju maupun tidak.
    menurut saya cocok, karna berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh purba F.J (2015) mengenai pengaruh model problem based learning (PBL) dengan pemahaman konsep awal terhadap keterampilan proses sains (kps) siswa SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model problem based learning (PBL) dengan pemahaman konsep awal tinggi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa dengan perbedaan yang signifikan terhadap siswa dengan pemahaman konsep rendah pada materi Gelombang dan Bunyi. Dan pada kelompok konvensional tidak terlalu signifikan perbedaan antara kelompok pemahamn konsep rendah dan tinggi. Penerapan model PBL dapat lebih baik meningkatkan keterampilan proses sains siswa dari pada model konvensional dan termasuk dalam kategori sedang.

    ReplyDelete
  6. saya akan menjawab pertanyaan kk rini :

    Menurut anda, cocokah jika guru menggunakan model pembelajaran problem based learning untuk melihat bagaimana KPS yang dimiliki siswa? Jelaskan beserta alasannya jika setuju maupun tidak.

    Menurut pendapat saya cocok karena PBL sintaksnya menemukan permasalahan dan menjawab permasalahan sedangkan keterampilan proses sains melihat keterampilan yang dimiliki siswa selama proses pembelajaran .Syaratnya pembelajaran harus memenuhi sintak dari KPS. Jika KPS yang diajarkan sesuai sintak nya si model, walau dalam pembelajaran biasa maupun praktikum, sehingga siswa akan memiliki KPS dalam pembelajaran.

    ReplyDelete
  7. Menurut anda, tahapan mana dari KPS yang perlu dimaksimalkan dalam proses pembelajaran agar KPS yang dimiliki siswa dapat optimal? Jelaskan beserta alasan.

    Menurut saya pada tahap yg pertama yaitu observasi karna tahap pertama merupakan kunci untuk mengikuti tahap tahap selanjutnya

    ReplyDelete
  8. Saya setuju dengan kk fanny. Bahwa model Pbl cocok jika pakai untuk mengukur KPS siswa. Karena dengan pbl siswa belajar dgn berbasis masalah dan siswa di minta untuk memecahkan permasalahan sehingga siswa menemukan jawaban dan membuat kesimpulan. Saat proses seperti itu maka KPS siswa muncul. Keterampilan proses sains akan tampak dari siswa yang kritis pada saat memecahkan masalah.

    ReplyDelete
  9. Menurut anda, tahapan mana dari KPS yang perlu dimaksimalkan dalam proses pembelajaran agar KPS yang dimiliki siswa dapat optimal? Jelaskan beserta alasan.
    menurut saya semua perlu di maksimalkan karena dilihat dari komponen proses berpikir sains adalah satu kesatuan yang berjalan secara utuh dalam pembelajaran.

    ReplyDelete
  10. Menurut anda, untuk menilai KPS yang dimiliki siswa haruskah kita sbg guru melaksanakan pembelajaran berbasis laboratorium/praktikum? bisakah dengan proses pembelajaran biasa? Jika bisa,Berikan penjelasan.

    Menurut saya tidak harus dengan berbasis praktikum. Bisa dengan pembelajaran biasa karena esensinya keterampilan proses sains tidak selalu praktikum yang pasti materi sains dan indikatorny bisa tercapai tanpa praktikum

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk melaksanakan penilaian KPS yang dimiliki siswa tidak harus selalu melalui pembelajaran berbasis laboratorium/praktikum. Pada proses pembelajaran biasa pun juga dapat dilaksanakan. Karena pengertian penilaian keterampilan saat ini sudah cukup luas dan mampu menjadi tagihan penilaian psikomotorik , tinggal bagaimana kita menyususun indikator yang sesuai.

      Delete

Post a Comment

Popular Posts