MATERI 2 : KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Pengembangan
kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan tertentu yang
diharapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan belajar (learning
opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara
para siswa, guru, bahan, peralatan, dan lingkungan tempat siswa belajar yang
diinginkan diharapkan terjadi.
Dalam
pengertian di atas, sesungguhnya pengembangan kurikulum adalah proses
siklus, yang tidak pernah berakhir. Proses tersebut terdiri dari empat
unsur yakni (Hamalik, 2007: 96-97):
· Tujuan:
mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbagngan
tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran (subject
course) maupun kurikulum secara menyeluruh.
· Metode
dan material: menggembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan
material sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan tadi yang serasi menurut
pertimbangan guru.
· Penilaian (assesment):
menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan itu dalam hubungannya
dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
· Balikan (feedback):
umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada gilirannya
menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.
Komponen
adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari suatu
sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam pembentukan
sistem kurikulum. Menurut salah satu ahli Aminuddin (2008) disebutkan
bahwa komponen adalah keseluruhan makna yang terdiri dari sejumlah elemen, di
mana antara elemen yang satu dengan yang lainnya memilki ciri khusus yang
berbeda-beda.
Apabila kurikulum diuraikan secara struktural, maka
akan terdapat komponen-komponen yang mendukung. Ada beberapa pendapat tentang
komponen kurikulum. Pendapat pertama mengatakan ada 6 komponen kurikulum, yaitu
tujuan, bahan ajar, strategi, media, evaluasi, dan penyempurnaan. Pendapat
kedua mengatakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu tujuan, materi, metode,
organisasi, evaluasi. Pendapat ketiga mengatakan ada 4 komponen, yaitu tujuan,
bahan ajar, kegiatan belajar mengajar (KBM), evaluasi. Pendapat keempat, yang
merupakan rangkuman dari tiga pendapat di atas, mengemukan empat komponen utama
kurikulum, yaitu (1) tujuan, (2) isi dan struktur, (3) strategi pelaksanaan,
dan (4) komponen evaluasi. Pendapat terakhir inilah yang kita gunakan.
1. Tujuan
Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari
setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Mengingat
kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum
harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia,
tujuan umum pendidikan dijabarkan dari falsafah bangsa, yaitu Pancasila. Dengan
demikian, tujuan umum pendidikan di Indonesia haruslah mencerminkan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila.
Dari hakikat tujuan umum tersebut, diturunkanlah atau
dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum, mulai dari tujuan kelembagaan, tujuan
setiap mata pelajaran, sampai tujuan-tujuan pengajaran. Perumusan tujuan
kurikulum ini harus lebih dahulu dilakukan sebelum menyusun dan menentukan isi
kurikulum, strategi pelaksanaan, dan evaluasi. Hal ini mengingat tujuan
berfungsi untuk (1) menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan, (2) sebagai indikator
keberhasilan pelaksanaan pendidikan, dan (3) sebagai pegangan dalam setiap usaha
dan tindakan dari para pelaksana pendidikan. Dalam menentukan tujuan pendidikan di atas, ada empat
sumber yang dapat digunakan, yaitu :
1. falsafah bangsa
yaitu Pancasila. Oleh karena itu, rumusan tujuan kurikulum harus mencerminkan
dan mengupayakan adanya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
2. strategi
pembangunan : Pendidikan selalu dipandang sebagai human invesment, yakni sumberdaya manusia yang akan menentukan
keberhasilan pembangunan. Pembangunan pada hakikatnya adalah pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat untuk mewujudkan masyarakat
adil, makmur, dan sejahtera. Makna dan hakikat tersebut harus tercermin dalam
kurikulum sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menghasilkan sumberdaya
manusia yang memiliki potensi dan kompetensi untuk melaksanakan pembangunan dan
perkembangan bangsa.
3. hakikat anak didik
: Tujuan pendidikan dan tujuan kurikulum pada dasarnya untuk anak didik. Oleh
karena itu, memperhatikan kepentingan anak didik dalam merumuskan dan
menetapkan tujuan kurikulum sangat diperlukan. Kemampuan, minat, bakat, sikap,
perilaku, dan ciri-ciri kepribadian anak didik merupakan dimensi-dimensi
penting untuk diperhatikan.
4. ilmu pengetahuan
dan teknologi : ilmu pengetahuan dan teknologi menentukan kehidupan manusia
yang serba modern ini. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan manusia
dapat semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Mengingat pesatnya
kemajuan ilmu dan teknologi, pendidikan harus sanggup mengadaptasinya sehingga
manusia atau anak didik dapat menguasainya sebagai modal dasar kehidupannya sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat tempat ia hidup.
Berdasarkan sumber penentuan tujuan di atas, maka
disusunlah tujuan kurikulum, yang terdiri atas 4 hierarkhi atau jenjang.
Keempat jenjang tujuan tersebut adalah sebagai berikut ini.
1) Tujuan pendidikan
nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang paling
tinggi jenjangnya. Tujuan ini mencakup tujuan dari semua sistem ataupun lembaga
pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan nasional masih bersifat
sangat umum dan merupakan konsep ideal dari cita-cita bangsa Indonesia.
2) Tujuan
institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai
oleh suatu lembaga pendidikan, misalnya tujuan SD, SMP, SMA, SMK. Tujuan ini
berupa sesuatu yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga
pendidikan tersebut. Oleh karena itu, tujuan institusional adalah kemampuan
yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan program
studinya di lembaga pendidikan yang ditempuh. Sudah barang tentu, tujuan
istitusional merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional.
3) Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler dijabarkan dari tujuan kelembagaan
pendidikan atau tujuan institusional, sehingga sifatnya lebih khusus dibandingkan
dengan tujuan institusional. Tujuan kurikuler adalah tujuan-tujuan bidang studi
atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di
dalamnya. Secara operasional, tujuan kurikuler adalah rumusan kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan atau menempuh
bidang studi ata mata pelajaran tersebut. Dengan demikian, setiap bidang studi
atau mata pelajaran yang ada dalam kurikulum lembaga pendidikan memiliki tujuan
kurikuler masing-masing. Oleh karena itu, asumsinya adalah, tujuan
institusional akan tercapai jika semua tujuan kurikuler yang ada di lembaga
tersebut telah tercapai.
4) Tujuan
instruksional
Tujuan instruksional bersumber dan dijabarkan dari
tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang paling langsung dihadapkan
kepada anak didik sebab harus dapat tercapai setelah anak didik menempuh proses
belajar mengajar. Dengan dasar seperti itulah, tujuan instruksional sering
disebut dengan tujuan pengajaran. Tujuan instruksional ini dirumuskan sebagai
kemampuan- kemampuan yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka
menyelesaikan proses belajar mengajar. Ada dua jenis tujuan instruksional,
yakni tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK).
Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak pada kemampuan yang diharapkan
dikuasai anak didik. Pada TIU, kemampuan tersebut sifatnya lebih luas dan
mendalam, sedangkan pada TIK kemampuan tersebut lebih terbatas dan harus dapat
diukur pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan demikian, TIK
harus lebih operasional dan mudah dilakukan pengukuran.
2. Isi dan Struktur Kurikulum
Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan
pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai
tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi kurikulum, harus disesuaikan dengan
tingkat dan jengjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat
menyangkut tuntutan dan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sudah barang tentu juga tidak dapat lepas dari kondisi anak didik
dalam pengertian pertumbuhan dan perkembangannya pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan. Pengetahuan ilmiah pada hakikatnya adalah kebudayaan manusia.
Ada tiga pengatahuan dasar manusia. Pertama,
pengetahuan benar-salah atau logika, yakni pengetahuan yang berkenaan
dengan ilmu yang telah diterima secara universal dan teruji kebenarannya
melalui penelitian keilmuan. Kedua, pengetahuan baik-buruk atau etika,
yakni pengetahuan yang berkenaan dengan nilai-nilai moral dan nilai sosial yang
juga telah diterima di masyarakat sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Ketiga, pengatahuan yang berkenaan dengan indah-jelek, yakni berkenaan dengan nilai-nilai
seni. Sebagai akibat dari kebudayaan manusia, ketiga pengetahuan tersebut
berkembang demikian pesat sehingga melahirkan beberapa cabang ilmu pengetahuan
di muka bumi ini. Ada tiga kategori cabang ilmu pengetahuan, yakni ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, dan kelompok ilmu pengetahuan humaniora. Setiap cabang ilmu
pengetahuan tersebut berkembang demikian tajam sehingga menimbulkan beberapa
pengetahuan lebih khusus lagi yang tidak terhitung banyaknya.
Ilmu pengetahuan manakah yang pantas diberikan kepada
siswa melalui kurikulum? Yang ideal, tentu saja semua jenis pengetahuan
tersebut diberikan sehingga terbentuk manusia yang seutuhnya. Hanya saja,
karena perkembangan pengetahuan begitu pesat, maka pengetahuan-pengetahuan
dasar untuk ketiga kelompok harus dapat dimasukkan ke dalam kerikulum. Setelah
dasar-dasar tersebut, barulah pengetahuan yang lebih mengkhusus, yang
diperlukan untuk hidupnya sesuai pilihan sekolahnya.
Untuk memilih isi kurikulkum atau secara lebih
mengkhusus, pengetahuan-pengetahuan tersebut, ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan. Kriteria tersebut adalah :
a) Isi kurikulum harus sesuai, tepat, dan bermakna bagi
perkembangan siswa. Artinya, sejalan dengan perkembangan siswa.
b) Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
Artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
c) Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang
komprehensif. Artinya, mengandung aspek intelektual, moral, dan sosial secara
seimbang.
d) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang
tahan uji. Artinya, tidak cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup
sehari-hari.
e) Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas,
teori, prinsip, konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanya sekadar informasi
faktual.
f)
Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan
pendidikan.
Dalam kenyataannya, sering isi kurikulum tersebut
berupa mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dalam menyelesaikan suatu
pendidikan tertentu. Dalam kaitannya dengan pernyataan ini, mata pelajaran yang
ada dapat digolong-golongkan sebagai berikut ini.
a) Mata pelajaran umum dan mata pelajaran khusus. Mata pelajaran
umum adalah mata pelajaran yang berisikan pengetahuan yang menjadi milik umum
atau diperlukan oleh kebanyakan orang. Misalnya Agama, Bahasa Indonesia,
Pancasila, Olah raga. Mata pelajaran khusus adalah mata pelajaran yang memuat
pengetahuan yang diperlukan untuk keperluan hidup manusia secara khusus atau
untuk suatu profesi tertentu. Dalam struktur kurikulum, pengetahuan khusus tersebut
disebut kelompok pendidikan keahlian atau profesi. Misalnya mata pelajaran
tiket dan kepramuwisataan untuk Jurusan Usaha Perjalanan Wisata di SMK.
b) Mata pelajaran deskriptif. Mata pelajaran
ini adalah pengetahuan yang umumnya berisikan fakta dan prinsip. Fakta berkenaan dengan hal-hal yang langsung dapat diamati.
Misalnya struktur tumbuh-tumbuhan, binatang, dll. Sedangkan, prinsip berkenaan
dengan hukum, konsep, aturan, dan lain-lain.
c) Mata pelajaran normatif. Mata pelajaran
ini berisikan aturan permainan, norma, atau aturan yang digunakan untuk
mengadakan pilihan moral (baik buruk) atau mencerminkan ukuran nilai. Mata
pelajaran Agama, Etika, Budi pekerti, termasuk mata pelajaran normatif.
Ditinjau dari fungsi mata pelajaran dalam struktur
kurikulum, dapat dikategorikan 4 kelompok mata pelajaran.
a) Pendidikan umum, yakni mata pelajaran yang diberikan
kepada siswa dengan tujuan membina para siswa menjadi warga negara yang baik
dan bertanggung jawab sesuai dengan falsafah bangsanya. Mata pelajaran atau
bidang studi yang termasuk di dalamnya antara lain Agama, Pancasila, Olah raga
dan kesehatan, Kesenian. Mata pelajaran ini wajib dipelajari oleh semua siswa.
b) Pendidikan akademik, yakni mata pelajaran yang bertujuan
membina kemampuan intelektual para siswa sebagai dasar bagi pengembangan
pendidikan selanjutnya. Misalnya, mata pelajaran matematika, IPA, IPS, Bahasa
dan lain-lain sesuai dengan jenis dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya.
c) Pendidikan keahlian/profesi, yakni mata-mata
pelajaran yang bertujuan membina para siswa menjadi tenaga-tenaga semi
profesional di bidangnya sebagai dasar memasuki dunia pekerjaan. Misalnya, mata
pelajaran ekonomi bagi siswa SMK, mata pelajaran akutansi, dll.
d) Pendidikan keterampilan, yakni mata-mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa dengan tujuan memberikan beberapa
keterampilan khusus yang dipandang berguna bagi kehidupan siswa di kemudian
hari.
Walaupun mata pelajaran tersebut sudah dikelompokkan,
namun tetap juga harus dipilih juga. Untuk memilih mata pelajaran, ada beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan.
a) Pentingnya mata
pelajaran dalam kerangka pengetahuan keilmuan. Artinya, mata pelajaran yang
dipilih sebagai isi kurikulum harus jelas kedudukannya dalam konteks
pengetahuan ilmiah sehingga jelas apa yang harus dipelajarinya (ontologi),
jelas bagaimana mempelajarainya atau metodeloginya (epistemologi), dan jelas
menfaatnya bagi anak didik atau manusia (aksiologi).
b) Mata pelajaran
harus tahan uji. Artinya, mata pelajaran tersebut diperkirakan bisa bertahan
sebagai pengetahuan ilmiah dalam kurun waktu tertentu sehingga kelangsungannya
relatif lama, tidak lekas berubah atau diganti oleh pengetahuan lain.
c) Kegunaan bagi anak
didik dan masyarakat pada umumnya. Artinya, mata pelajaran yang dipilih
bermanfaat dan memiliki kontribusi tinggi terhadap perkembangan anak didik dan
perkembangan masyarakat.
3. Strategi
Pelaksanaan Kurikulum
Komponen strategi pelaksanaan memberi petunjuk,
bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah. Kurikulum dalam pengertian
program pendidikan masih dalam taraf niat atau harapan atau rencana yang harus
diwujudkan secara nyata di sekolah sehingga mempengaruhi dan mengantarkan anak
didik kepada tujuan pendidikan. Oleh karena itu, komponen strategi
pelaksanaannya memegang peranan yang penting. Bagaimanapun baiknya kurikulum,
tanpa dilaksanakan tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Ada beberapa unsur
dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yang harus diperhatikan, yaitu (a)
tingkat dan jenjang pendidikan, (b) proses belajar mengajar, (c) bimbingan dan penyuluhan, (d) administrasi supervisi, (e) sarana
kurikuler, (f) evaluasi atau penilaian.
4. Evaluasi
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum
sebagai program pendidikan untuk menentukan efesiensi, efektivitas, relevansi,
dan produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.
Efesiensi berkenaan dengan penggunaan waktu, tenaga,
sarana, dan sumber-sumber lainnya secara optimal. Efektivitas berkenaan dengan
pemilihan atau penggunaan cara atau jalan utama yang paling tepat dalam
mencapai tujuan. Relevansi berkenaan dengan kesesuaian suatu program dan
pelaksanaannya dengan tuntutan dan kebutuhan baik dari kepentingan masyarakat
maupun anak didik atau siswa. Produktivitas berkenaan dengan optimalnya hasil
yang dicapai dari suatu program.
Kurikulum sebagai program pendidikan untuk anak didik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dapat dinilai dari sudut sistem.
Kurikulum sebagai sistem dapat diidentifikasi (a) masukan atau input program,
(b) proses pelaksanaan program, (c) hasil atau output program, dan (d) dampak
dari program.
Evaluasi terhadap input kurikulum mencakup evaluasi
semua sumber daya yang dapat menunjang program pendidikan, seperti dana,
sarana, tenaga, konteks sosial dan penilaian terhadap siswa sebelum menempuh
program.
Evaluasi proses mencakup penilaian terhadap strategi
pelaksanaan kurikulum yang mencakup proses belajar mengajar, bimbingan
penyuluhan, administrasi supervisi, sarana instruksional, penilaian hasil
belajar.
Evaluasi output/outcome adalah penilaian terhadap
lulusan pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan
program yang ditempuh.
Evaluasi dampak kurikulum artinya penilaian terhadap
kemampuan lulusan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya sesuai dengan profesi yang disandangnya. Lebih jauh dari itu, menilai
kompotensi lulusan dari sudut pribadi, profesi dan sebagai anggota masyarakat.
Evaluasi kurikulum bertujuan memperbaiki dan
menyempurnakan program pendidikan untuk siswa dan strategi bagaimana program
itu harus dilaksanakan.
Keterkaitan Antara Komponen Satu Dengan yang Lainnya
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Strategi berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa biasa dinamakan teacher centered. Strategi yang bagaimana yang dapat digunakan sangat tergantung kepada tujuan dan materi kurikulum.
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang diterapkan.
http://taneterilau.blogspot.com/2016/03/makalah-komponen-komponen-kurikulum.html
dari pemaparan diatas, pertanyaan yang ingin saya diskusikan yakni :
1. inti dari keterlaksanaan kurikulum yakni outcome/feedback yang dimiliki siswa dari hasil proses pembelajaran, nah untuk mencapai itu, komponen kurikulum apa yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan?
2. mengapa sarana prasarana yang tersedia serta admisnistrasi pendidikan tidak menjadi salah satu komponen dalam kurikulum? padahal kita ketahui bahwa sarana dan prasarana disekolah serta kondisi dan situasi yang ada dilingkungan sekolah itu turut mempengaruhi keterlaksanaan kurikulum.
3. apa yang bisa guru lakukan agar tiap komponen kurikulum dapat berjalan selaras dan hasil dari keterlaksnaannya maksimal?
Menjawab permasalahan pertama, Strategi dan metode merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimana bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya, maka maka tujuan itu tidak mungkin dapat tercapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagus apapun tujuan atau materi yang dibuat dalam kurikulum, tapi apabila metode atau strategi yang digunakan tidak tepat, maka tujuan dari kurikulum tersebut tidak akan mudah dicapai atau bahkan tidak tercapai sama sekali. Untuk itu pemilihan atau pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang tela dibuat haruslah sesuai dengan materi yang akan diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.
ReplyDeleteterimakasih atas pendapat saudari rini, saya sependapat dengan saudari rini, namun yang masih mengganjal di saya adalah apakah guru cukup dengan memilih strategi dan metode saja dalam mencapai outcome yang diinginkan? kalau begitu yang harus dibenahi dengan sangat teliti apa hanya dari gurunya saja?
DeleteSaya setuju dengan pendapat rini yang mngatakan bahwa peran penting dalam komponen kurikulum itu adalah metode atau strategi. Karena komponen itu yg menentukan bagaimana mengimplementasikan tujuan kurikulum yg sudah di susun tadi. Tanpa komponen strategi, Tentu penerapan kurikulum tdak mudah di laksanakan. Strategi disini maksudny. Bagaimana cara agar tujuan dan materi yg sudah di targetkan bisa tercapai.
DeleteTentu bukan hanya guru saja yg di nilai. Tetapi hasil belajar antar guru dan siswa akan di evaluasi. Karena pengalaman belajar guru antar siswa tentu sudah menerapkan suatu strategi atau metode dalam melaksanakan tujuan kurikulum. Dan strategi yg digunakam sudah di atur dlam prnyusunan kurikulum tdi.
selain dengan memilih strategi dan metode yang digunakan guru juga harus bisa menguasai kelas dan mengenal karakteristik siswa nya sehingga guru dapat mengkondisikan siswa dengan baik didalam kelas sehingga dapat tercapai tujuan yang diinginkan. dan yang harus dibenahi tidak hanya gurunya namun pada siswa nya juga agar mencapai feedback pada proses pembelajaran.
Deleteterimakasih atas komentar dari rini dan dian, tapi disini saya masih bingung, karena pada komentar fanny dan rina menyebutkan komponen isi dan tujuan yang penting sedangkan kalian menyebutkan metode dan strategi dari guru serta bagaimana guru mengkondisikan siswa yang penting. berarti semuanya tidak ada yang paling penting berarti karena semuanya sama penting untuk dipersiapkan untuk mencapai hasil yang maksimal?
DeleteMenanggapi permasalah kak rini yang ke 2 yaitu mengapa sarana prasarana yang tersedia serta admisnistrasi pendidikan tidak menjadi salah satu komponen dalam kurikulum?
ReplyDeleteKomponen kurikulum yang terdiri dari tujuan, isi materi, stategi dan metode serta evaluasi ini masih termasuk komponen-komponen pokok kurikulum sedangkan untuk sarana yang tersedia dan administrasi pendidikan ini masih tergolong komponen penunjang kurikulum
terimakasih atas komentarnya esa, saya setuju dengan pendapat esa namun kan seperti kita tahu jika sarana dan prasarana serta administrasi disekolah tidak sesuai kan keterlaksanaan kurikulum itu sendiri belum tentu dapat terlaksana dengan baik? apa yang membuat ini tidak menjadi salah satu komponen vital kurikulum?
Deletesaya sedikit berpendapat tentang Apa yang bisa guru lakukan agar tiap komponen kurikulum dapat berjalan selaras dan hasil dari keterlaksnaannya maksimal?
ReplyDeletemenurut saya agar semuanya dapat selaras maka setiap komponen harus di perhatikan dimulai dari:
Tujuan apa yang ingin dicapai? bagaimana karakteristik materinya/isinya? metode/strategi yang bagaimana yang cocok dengan tujuan dan materi yang ingin disampaikan? kita lakukan evaluasi apakah desain yang telah dibuat ini dapat mencapai tujuan jika menggunakan metoda/strategi yang dipilih? kita lakukan penerapan, jika masih ada kesenjangan kita lakukan lagi evaluasi untuk memperbaiki disisi mana kekurangannya, begitu seterusnya dengan demikian hasilnyapun akan maksimal.
terimakasih atas komentarnya sugeng, saya sudah mengerti dengan penjelasannya, cuma ada edikit yang mengganjal menurut saya, apakah sugeng bisa memberikan contoh kiat yang bisa dilakukan oleh guru sehingga saya lebih mengerti?
DeleteMenurut saya kita lihat tujuan pembelajarnny, siswa dapat membuat bentuk molekul, strateginya koeferatif, metode diskusi dan tanya jawab, pendekatan saintifik, materi tentunya bntuk molekul krakteristiknya penuh dengan mikro dan simbolik, model PBl, dengan demikian kita bisa minta siswa membuat model/reflika dri molekul trtentu, dengan demikian kita bisa lebih mudh meng evaluasinya, dengan memberikan tes jg bisa.
DeleteKomponen kurikulum yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan menurut saya adalah komponen tujuan. Walaupun sumber lain menyebutkan bahwa komponen metode/strategi merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Apabila tujuan kurikulum tidak dirancang sebaik mungkin, maka dalam pelaksanaan metode untuk menyampaikan materi pun akan terasa kurang baik juga.
ReplyDeletebenar sekali yang dikemukanakan oleh fani bahwa Komponen kurikulum yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan menurut saya adalah komponen tujuan. Walaupun sumber lain menyebutkan bahwa komponen metode/strategi merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Apabila tujuan kurikulum tidak dirancang sebaik mungkin, maka dalam pelaksanaan metode untuk menyampaikan materi pun juga akan tidak maksimal
Deletesependapat yang dikemukanakan oleh fani bahwa Komponen kurikulum yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan menurut saya adalah komponen tujuan. titik tolak utama dalam menyusun kurikulum adalah tujuan, kemana arah dan strategi dan model yang ingin kita gunakan, disesuaikan dengan tujuan dari materi pembelajaran
Deletesaya setuju dengan saudari rifannya, dimana dari keempat komponen diatas, saya rasa tujuan dan isi dari kurikulum ini yang harus lebih dimantapkan untuk terlaksana. kita harus bisa mensikronkan antara metode/strategi apa yang dipakai untuk mencapai tujuan tsb, dan bagaimana cara kita untuk mengevaluasinya. jika saja kita tidak berpijak pada tujuan yang di tentukan maka metode/strategi yang digunakan pun tidak akan maksimal penerapannya
ReplyDeletebaiklah terimakasih atas pendapat dari saudari fanny dan rina. berarti intinya yang harus benar-benar dipersiapan oleh guru dengan baik yaitu komponen tujuan dan isi
Deleteyang kedua bisa jadi karna sarana dan prasaran telah termasuk dalam komponen metode/strategi. meskipun memang menunjang keterlaksanaan kurikulum tetapi keberadaanya sering kali bisa di ganti dengan sarana yang lain.
ReplyDeletenah bagaimana dengan sistem administrasi sekolah? ini kan komponen yang cukup vital dan ini kan tidak bisa digantikan?
Deleteguru harus bisa merencanakan pembelajaran secara matang. sehingga komponen-komponen tersebut dapat berjalan selaras sesuai dengan rencana yang dibuat oleh guru
ReplyDeletesaya setuju dengan pendapat rina, apakah cukup dengan hanya mempersiapkan dengan matang? ataukah menurut rina ada pendapat lain agar keterlaksanaan kurikulum ini maksimal?
Deletemenjawab pertanyaan nomoer 3 yaitu yang bisa guru lakukan agar tiap komponen kurikulum dapat berjalan selaras dan hasil dari keterlaksnaannya maksimal dengan bersifat profesional dan membuat strategi awal sesuai kemapuan yang dimiliki oleh guru. dimana guru wajib memiliki 3 kemampuan yaitu kemampuan professional, kemampan sosial, dan kemampuan personal.
ReplyDeleteterimakasih atai pendapat saudari rahmah, 3 kemampuan yang harus dimiliki guru saudari maksud ini kemampuan yang bagaimana ya lebih jelasknya saya kurang mngerti, bisakah rahmah memberikan contoh?
DeleteSaya akan menjawab pertanyaan no.1 :
ReplyDeleteInti dari keterlaksanaan kurikulum yakni outcome/feedback yang dimiliki siswa dari hasil proses pembelajaran, nah untuk mencapai itu, komponen kurikulum apa yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan ?
Menurut pendapat saya komponen kurikulum apa yang sangat penting untuk dimatangkan persiapannya sebelum diterapkan yaitu komponen tujuan dan komponen isi/materi karena kita sebagai guru sebelum melakukan persiapan untuk mengajar pasti merencanakan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan materi apabila tujuan kurikulum tidak dirancang dengan baik, maka dalam pelaksanaan pembelajaran seperti metode/strategi untuk menyampaikan materi pun tidak berjalan dengan lancar.
terimakasih atas pendapat saudari fero, saya telah mengerti dengan penjelasannya intinya hampir sama dengan pendapat saudari rina dan fanny
DeleteSaya akan menjoba menjawab permasalahan 2,
ReplyDeleteMenurut saya sarana dan prasarana bukanlah komponen penting yanga da dalam komponen kurikulum karena sarana dan prasarana merupakan penunjang dari keterlaksanaan kurikulum.
Yang perlu kita ingat terlebih dahulu adalah komponen itu adalah sesuatu yang penting dan harus ada, jika ditiadakan maka tidak akan berjalan suatu sistem kurikulum tersebut. Menurut Tata 2012, komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang mempunyai peran penting dalam keseluruhan aspek berlangsungbga suatu proses dalam pencapaian suatu tujuan di dalam sistem.
Nah jadi bisa dibayangkan jika kehilangan salah satu komponen dapat menyebabkan sebuah sistem tidak dapat bekerja dengan baik bahkan tidak dapat bekerja sama sekali.
Nah kenapa sarana bukan merupakan bagian dari komponen kurikulum padahal turut mempengaruhi keterlaksanaan kurikulum?
Menurut Winamulya 2015 sarana merupakan semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan. Contohnya seperti gedung sekolah, kelas sebagai ruang belajar dan alat atau media.
Sedangkan prasarana merupaka semua fasilitas yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan. Contoh halaman sekolah, taman sekolah, dll
Jadi dapat disimpulkan sarana dan prasarana bukan lah pin penting dalam komponen kurikulum, karena jika tanpa sarana dan prasarana proses pembelajaran masih dapat terlaksana sesuai dengan komponen kurikulum yang ada, tujuan yang jelas, materi yang akan disampaikan, metode dan strategi yang menyenangkan dan evaluasi, sarana prasarana hanya sebagai penunjang,pelengkap saja.
saya sedikit setuju dengan tanggapan kak melda mengenai permasalahan nomor 2 ini memang sarana dan prasarana bukanlah komponen penting yang ada dalam komponen kurikulum karena sarana dan prasarana merupakan penunjang dari keterlaksanaan kurikulum. namun seperti tuntutan kurikulum saat ini dimana siswa harus dapat mengamplikasikan kemampuan komputer maka tentu sarana tersebut haruslah ada disekolah, contohnya saat melaksanakan ujian nasional pun dilaksanakan menggunakan komputer. sarana dan prasana tersebut bukan lah hanya terkait seperti yang kakak sebutkan saja.
Deleteterimakasih atas komentar dari syafira dan melda, sya sudah cukup mengerti dengap penjelasannya
Deletesaya akan menjawab pertanyaan nomor 2 mengapa sarana prasarana yang tersedia serta admisnistrasi pendidikan tidak menjadi salah satu komponen dalam kurikulum? padahal kita ketahui bahwa sarana dan prasarana disekolah serta kondisi dan situasi yang ada dilingkungan sekolah itu turut mempengaruhi keterlaksanaan kurikulum.
ReplyDeleteuntuk membahas ini mungkin kita bisa mengambil sudut pandang dari film laskar pelangi dimana pemeran utama tidak bersekolah ditempat yang sarana dan prasarananya baik. tp guru tersebut bisa memenuhi kebutuhan siswanya dengan strategi yang baik. terkadang fasilitas yang mencukupi masih ada ditemukan anak yang memiliki nilai yang dibawah rata-rata
Menanggapi permasalahan nomor 1 menurut saya semua komponen haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya karena setiap komponen tersebut yaitu tujuan, materi, metode dan evaluasi saling berkaitan satu dengan yang lainnya manakala ada komponen yang tidak dipersiapkan dengan baik maka akan mengganggu komponen lainya dan sistem kurikulum akan terganggu pula
ReplyDelete