MATERI 5 : PRINSIP DASAR DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN KIMIA
A. Pengertian
Desain Pembelajaran
Desain pembelajar menurut Syaiful
Sagala (2005:136) adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang
digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas
pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan
pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut
dalam kurikulum yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan desain
pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk
membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta
didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media
untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi
dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya
pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
Desain pembelajaran adalah suatu
prosedur yang terdiri dari langkah-langkah, dimana langkah-langkah tersebut di
dalamnya terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan
menilai hasil belajar (Seels & Richey, AECT 1994). Hal tersebut juga
dikemukakan oleh Morisson, Ross & Kemp (2007) yang mendefinisikan desain pembelajaran
sebagai suatu proses desain yang sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang
lebih efektif dan efisien, serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah,
yang didasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran,
teknologi informasi, sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan,
dan metode-metode manajemen.
Sistem pembelajaran merupakan satu
kesatuan dari beberapa komponen pembelajaran yang saling berinteraksi,
interelasi dan interdependensi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Komponen pembelajaran meliputi; peserta didik, pendidik, kurikulum,
bahan ajar, media pembelajaran, sumber belajar, proses pembelajaran, fasilitas,
lingkungan dan tujuan. Komponen-komponen tersebut hendaknya dipersiapkan atau
dirancang (desain) sesuai dengan program pembelajaran yang akan dikembangkan.
Reigeluth (1999: 11) menjelaskan bahwa “desain pembelajaran sebagai ilmu kadang
disamakan dengan ilmu pembelajaran”. Kedua disiplin ini menaruh perhatian yang
sama pada perbaikan kualitas pembelajaran. Namun para ilmuwan pembelajaran
lebih menfokuskan pada pengamatan hasil pembelajaran yang muncul akibat
manipulasi suatu metode dalam kondisi tertentu, hal ini dilakukan untuk
memperoleh teori-teori pembelajaran (preskriptif). Bagi perancang lebih menaruh
perhatian pada upaya untuk menggunakan teori-teori pembelajaran yang dihasilkan
oleh ilmuwan pembelajaran untuk memperoleh hasil yang optimal memalui proses
yang sistematis dan sistemik.
Untuk mendesain pembelajaran harus
memahami asumsi-asumsi tentang hakekat desain sistem pembelajaran,
Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam mendesain system pembelajaran
sebagai berikut: (1) desain sistem pembelajaran didasarkan pada pengetahuan
tentang bagaimana seseorang belajar, (2) desain sistem pembelajaran diarahkan
kepada peserta didik secara individual dan kelompok, (3) hasil pembelajaran
mencakup hasil langsung dan pengiring, (4) sasaran terakhir desain sistem
pembelajaran adalah memudahkan belajar, (5) desain sistem
pembelajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar, (6) inti desain
sistem pembelajaran adalah penetapan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,
(metode, media, skenario, sumber belajar, sistem penilaian) yang optimal untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Penyusunan desain sistem pembelajaran
berpijak pada teori preskriptif. Teori preskriptif adalah goal oriented,
sedangkan teori deskriptif adalah goal free maksudnya bahwa teori pembelajaran
preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran
deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Itulah sebabnya bahwa yang
diamati dalam pengembangan teori pembelajaran preskriptif adalah metode yang
optimal untuk mencapai tujuan (I Nyoman Sudana Degeng, 1997 : 6-8).
B. Orientasi Desain
Pembelajaran
Desain pembelajaran lazimnya dimulai
dari kegiatan analisis yang digunakan untuk menggambarkan masalah pembelajaran
sesungguhnya yang perlu dicari solusinya. Setelah dapat menentukan masalah yang
sesungguhnya maka langkah selanjutnya adalah menentukan alternaif solusi yang
akan digunakan untuk mengatasi masalah pembelajaran. Seorang perancang
program pembelajaran perlu menentukan solusi yang tepat dari berbagai
alternatif yang ada. Selanjutnya ia dapat menerapkan solusi tersebut
untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Evaluasi adalah langkah selanjutnya,
sehingga nantinya bias mengetahui rancangan atau desain yang sesuai dengan
pembelajaran dan desain tersebut bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
Secara
garis besar desain pembelajaran terdiri dari lima langkah penting, yaitu:
1)
Analisis lingkungan dan kebutuhan belajar siswa.
2)
Merancang spesifikasi proses pembelajaran yang efektif dan efesien serta
sesuai dengan lingkungan dan
kebutuhan belajar siswa.
3)
Mengembangkan bahan-bahan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
4)
Implementasi desain pembelajaran.
5)
Implementasi evaluasi formaif dan sumatif terhadap program pembelajaran
Tujuan sebuah desain pembelajaran
adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain
muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.
Menurut Morisson, Ross & Kemp (2007) terdapat empat komponen dasar dalam
perencanaan desain pembelajaran. Keempat hal tersebut mewakili pertanyaan
pertanyaan berikut:
- Untuk
siapa program ini dibuat dan dikembangkan? (karakteristik siswa atau
peserta ajar)
- Anda ingin
siswa atau peserta ajar mempelajari apa? (tujuan)
- Isi
pembelajaran seperti apa yang paling baik untuk dipelajari? (strategi
pembelajaran)
- Bagaimanakah
cara anda mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai? (prosedur
evaluasi)
C. Prinsip desain Pembelajaran
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan desain pembelajaran
pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu
kurikulum pembelajaran. Desain pembelajaran dapat menggunakan prinsip-prinsip
yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan
sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di
suatu unit diklat sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang
berbeda dengan kurikulum pembelajaran yang digunakan di unit diklat lainnya,
sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam
suatu desain pembelajaran. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum atau desain pembelajaran yang dibagi ke
dalam dua kelompok:
1) prinsip –
prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas;
2)
prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan
proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Sedangkan Asep
Herry Hernawan dkk (2002) menjabarkan secara lebih lanjut kelima prinsip umum
dalam pengembangan instruksional seperti tersebut di atas sebagai berikut.
1. Prinsip
relevansi: secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara
eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan
ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi
peserta diklat (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip
fleksibilitas: dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan
memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan
terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan
waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta diklat.
3. Prinsip
kontinuitas: yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal,
maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan
kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas,
antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis
pekerjaan.
4. Prinsip
efisiensi: yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal,
cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip
efektivitas: yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai
tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Prinsip-Prinsip
Khusus dalam Desain pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan: ketentuan/kebijakan pemerintah; survey
persepsi user; survey pandangan para ahli atau nara sumber;
pengalaman badan pemerintah yang lain atau dari negara lain; penelitian
sebelumnya
2. Prinsip
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan: penjabaran tujuan ke dalam bentuk
pengalaman belajar yang diharapkan; isi meliputi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan disusun berdasarkan urutan logis dan sistematis
3. Prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar: keselarasan pemilihan
metode; memperhatikan perbedaan individual ; pencapaian aspek kognitif,
afektif, dan skills.
4. Prinsip
berkenaan dengan pemilihan media: ketersediaan alat yang sesuai dengan situasi;
pengorganisasian alat dan bahan; pengintegrasian ke dalam proses
5. Prinsip
berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian: kesesuaian dengan isi dan
tingkat perkembangan peserta diklat; waktu; administrasi penilaian;
D. Komponen Utama
Desain Pembelajaran
Esensi desain pembelajaran hanyalah
mencakup empat komponen, yaitu : peserta didik, tujuan, metode, evaluasi.(Kemp,
Morrison dan Ross, 1994)
1.
Peserta didik
Dalam menentukan desain pembelajaran
dan mata pelajaran yang akan disampaikan perlu diketahui bahwa yang sebenarnya
dilakukan oleh para desainer adalah menciptakan situasi belajar yang kondusif
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan peserta didik merasa nyaman dan
termotivasi dalam proses belajarnya. Peserta didik sebelum dan selama belajar
dapat dipengaruhi oleh berbagai factor baik fisik maupun mental, misalnya
kelelahan, mengantuk, bosan, dan jenuh.
2.
Tujuan
Setiap rumusan tujuan pembelajaran
selalu dikembangkan berdasarkan kompetesi atau kinerja yang harus dimiliki oleh
peserta didik jika ia selesai belajar. Seandainya tujuan pembelajaran atau
kompetensi dinilai sebagai sesuatu yang rumit, maka tujuan pembelajaran
tersebut dirinci menjadi subkompetensi yang dapat mudah dicapai.
3.
Metode
Metode terkait dengan stratei pembelajaran
yang sebaiknya dirancng agar proses belajar berjalan mulus. Metode adalah
cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar. Dalam
desain pembelajaran langkah ini sangat penting karena metode inilah yang
menentukan situasi belajar yang sesungguhnya. Di lain pihak kepiawaian seorang
desainer pembelajaran juga terlihat dalam cara menentukan metode. Pada konsep
ini meode adalah komponen strategi pembelajaran yang sederhana.
4.
Evaluasi
Konsep ini menganggap menilai hasil
belajar peserta didik sangat penting. Indikator keberhasilan pencapaian suatu
tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil belajar. Seringkali penilaian
dilakukan dengan cara menjawab soal-soal objektif. Penilaian juga dapat
dilakukan dengan format non soal, yaitu dengan instrument pengamatan,
wawancara, kuesioner dan sebagainya.
E. Model-Model
Pendekatan Sistem Dalam DesainPembelajaran
Dalam
desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli.
Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model
berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model
prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan
untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap
dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi
produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk,
biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia
pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck. Satu
lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk
menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain
sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dan lain-lain. Contohnya adalah
model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model prosedural
dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey
sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.
Adanya
variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita, beberapa
keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu
model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di
lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan
dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki. Beberapa
contoh dari model-model diatas akan diuraikan secara lebih jelas berikut ini:
1. Model Dick and Carrey
Salah
satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model
ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran
menurut Dick and Carey adalah:
- Mengidentifikasikan
tujuan umum pembelajaran.
- Melaksanakan
analisi pembelajaran
- Mengidentifikasi
tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
- Merumuskan
tujuan performansi
- Mengembangkan
butir–butir tes acuan patokan
- Mengembangkan
strategi pembelajaran
- Mengembangkan
dan memilih materi pembelajaran
- Mendesain
dan melaksanakan evaluasi formatif
- Merevisi
bahan pembelajaran
- Mendesain
dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Perhatikan
tahapan-tahapan model Dick & Carey pada gambar berikut:
Langkah
awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah
menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana
tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan
pembangunan. Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata
pelajaran dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau
siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi
pada akhir pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap komponenkhususnya
strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3) menerangkan
langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain
pembelajaran.
2. Model
Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh
model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah diagram, model ini akan tampak
seperti gambar berikut ini:
Secara singkat, menurut model ini
terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:
- Menentukan
tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap
topiknya;
- Menganalisis
karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
- Menetapkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat
dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
- Menentukan
isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
- Pengembangan
prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan
pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
- Memilih
aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau
menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah
menyelesaikan tujuan yang diharapkan;
- Mengkoordinasi
dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia,
fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana
pembelajaran;
- Mengevaluasi
pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta
melihat kesalahankesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari
perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang
dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
3. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model
yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau
disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini
terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
Analyze Learners
States Objectives
Select Methods, Media, and Material
Utilize Media and materials
Require Learner Participation
Evaluate and Revise
- Analisis
Pelajar
Heinich (2005) menyatakan sukar untuk
menganalisis semua ciri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat dilakuan
untuk mengenal pelajar sesuai berdasarkan cirri-ciri umum, keterampilan awal
khusus dan gaya belajar
- Menyatakan
Tujuan
Tujuan pembelajaran akan
menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang
dijalankan.
- Pemilihan
Metode, media dan bahan
Heinich et al. (2005) menyatakan ada
tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan
metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media
yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah
memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
- Penggunaan
Media dan bahan
Menurut Heinich et al (2005) terdapat
lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan
bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.
- Partisipasi
Pelajar di dalam kelas
Sebelum pelajar dinilai secara formal,
pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan
masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
- Penilaian
dan Revisi
Sebuah media pembelajaran yang telah
siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian
yang dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar,
pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media,
penggunaan guru dan penggunaan pelajar.
4. Model ADDIE
Ada
satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun
1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu
fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri.
Model
ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1. Analysis (analisa)
2. Design (disain
/ perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/
umpan balik)
Langkah
1: Analisis
Tahap
analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh
peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis).
Langkah
2: Desain
Tahap
ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan .Pertama merumuskan tujuan
pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic).
Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi
pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih
dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula
sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan
belajar yang seperti apa seharusnya, dan lainlain. Semua itu tertuang dalam
sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.
Langkah
3: Pengembangan
Pengembangan
adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan.
Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia
pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan
modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan
lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus
disiapkan dalam tahap ini.
Langkah
4: Implementasi
Implementasi
adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran yang sedang kita
buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset
sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.
Langkah
5: Evaluasi
Evaluasi
adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun
berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Selain
model diatas masih banyak model lain seperti model CDT, model hanaffin dll.
F. Kelebihan Pendekatan
Sistem Dalam Desain Pembelajaran
Manfaat merencanakan pembelajaran
dengan pendekatan sistem di antaranya sebagai berikut:
1).
Dengan pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan
dengan jelas. Dengan tujuan yang jelas, maka kita dapat menetapkan arah dan
sasaran dengan pasti. Perumusan tujuan merupakan salah satu karakteristik
pendekatan sistem. Penentuan komponen-komponen pembelajaran pada dasarnya
diarahkan untuk mencapai tujuan. Melalui pendekatan sistem, setiap guru dapat
lebih memahami tujuan dan arah pembelajaran untuk menentukan langkah-langkah
pembelajaran dan pengembangan komponen yang lain, dan dapat dijadikan kriteria
efektivitas proses pembelajaran.
2).
Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis. Berpikir secara
sistem adalah berpikir runtut, sehingga melalui langkah-langkah yang jelas dan
pasti memungkinkan hasil yang diperoleh akan maksimal.
3).
Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala
potensi dan sumber daya yang tersedia. Jadi berpikir sistematis adalah berpikir
bagaimana agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.
4).
Pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik. Melalui umpan balik, dalam
pendekatan sistem, dapat diketahui apakah tujuan telah berhasil dicapai atau
belum.
Referensi
:
I
Nyoman Sudana Degeng. 1997. Ilmu Pengajaran : Taksonomi Variabel.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, P2LPTK
PERTANYAAN:
1.
Menurut anda prinsip desain sistem
pembelajaran apa yang paling mendasar yang harus menjadi point penting dalam
pemilihan model desain?
2.
Apakah tujuan pada desain sistem
pembelajaran akan sama dengan tujuan kurikulum? Jika sama tlong jelaskan dan
jika berbeda tolong jelaskan.
3.
Apa makna sebenarnya dari proses desain
sistem pembelajaran kimia
Menurut saya hal yang paling mendasar yang harus menjadi point penting dalam pemilihan model desain adalah Prinsip relevansi yang secara internal berkaitan pada kurikulum yang memiliki relevansi dengan komponen-komponen pengembang kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Dalam pemilihan model desain haruslah berpedoman pada tujuan karena tujuan merupakan keinginan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan interaktif edukatif (interaksi pendidikan).Tujuan mampu memberikan garis yang jelas dan pasti bagi guru dalam mempersiapkan segala sesuatunya dalm pengajran, hal ini telah terkait dengan pemilihan strategi dan metode mengajar.
ReplyDeleteterimakasih atas tanggapan fira, sya sependapat bahwa Dalam pemilihan model desain haruslah berpedoman pada tujuan karena tujuan merupakan keinginan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan interaktif edukatif (interaksi pendidikan).Tujuan mampu memberikan garis yang jelas dan pasti bagi guru dalam mempersiapkan segala sesuatunya dalm pengajran, hal ini telah terkait dengan pemilihan strategi dan metode mengajar. namun pada penerapanya secara real bisakah fira memberi contoh?
Deletemakna dari proses desain pembelajaran kimia yaitu merancang atau menyusun suatu hirarki untuk mencapai tujuan pembelajaran kimia. desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
ReplyDeleteterimakasih atas tanggapan tri, bahwa makna dari proses desain pembelajaran kimia yaitu merancang atau menyusun suatu hirarki untuk mencapai tujuan pembelajaran kimia. dari paparan tri secara eksplisit berarti tri mengatakan bahwa proses desain pembelajaran kimia akan sama dengan proses pengembangan kurikulum? mengingat dalam kurikulum kan segala sesuatunya ditinjau dari bagaimana perumusan masalah serta, landasan psikologisnnya. apa benar demikian?
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemenanggapi pertanyaan yang ke dua tentang tujuan, menurut saya tujuan pada desain pembelajaran akan sama dengan tujuan pada kurikulum yang kita buat. desain pembelajaran yang kita ciptakan itu berfungsi untuk mempermudah aktivitas-aktivitas pembelajaran yang mana aktivitas belajar ini nanti akan dapat mencapai tujuan dari kurikulum yang talah kita susun.
ReplyDeleteterimakasih atas tanggapan esa yang mengatakan bahwa tujuan pada desain pembelajaran akan sama dengan tujuan pada kurikulum yang kita buat. desain pembelajaran yang kita ciptakan itu berfungsi untuk mempermudah aktivitas-aktivitas pembelajaran yang mana aktivitas belajar ini nanti akan dapat mencapai tujuan dari kurikulum yang talah kita susun. nah jika demikian, maka apa sebenarnya tjuan dari kita mengembangkan model desain pembelajaran? kenapa kita tidak langsung saja menerapkan model pembelajaran (spt. PBL,PjBL, Discovery learning)?kenapa kita perlu untuk merancang sebuah desain sistem pembelajaran?
Deleteingin menjawab pertanyaan kedua dan ketiga
ReplyDeletemenurut saya sama, tetapi didalam mendesain sistem pembelajaran tujuan yang dibuat harus lebih spesifik. dimana kita tahu bahwa tujuan didalam kurikulum adalah tujuan umum yang harus dicapai oleh seluruh anak Indonesia. ketika sampai kepada siswa didaerah, di sesuaikan lagi dengan keadaan setempat yang nantinya dari tujuan tsb, siswa dapat memiliki kemampuan-kemampuan (berdasarkan kurikulum) dan mampu berkontribusi untuk pembangunan SDM di daerahnya.
menurut saya maknanya adalah kita sebagai pendidik dituntut untuk dapat mentransfer ilmu kimia yang kita miliki ke siswa/orang lain dengan sebaik"nya melalui perencanaan/desain sistem pembelajaran kimia. jika kita sudah mengerti bagaimana cara menyampaikan materi kimia dengan baik, mengetahui langkah" apa yang harus kita lakukan, maka proses pembelajaran pun menjadi lebih terarah.
terimakasih atas tanggapan rina yang menyatakan bahwa maknanya adalah kita sebagai pendidik dituntut untuk dapat mentransfer ilmu kimia yang kita miliki ke siswa/orang lain dengan sebaik"nya melalui perencanaan/desain sistem pembelajaran kimia. jika kita sudah mengerti bagaimana cara menyampaikan materi kimia dengan baik, mengetahui langkah" apa yang harus kita lakukan, maka proses pembelajaran pun menjadi lebih terarah.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSaya sependapat dengan syafira, bilamana prinsip yang paling mendasar dalam mendesain suatu pembelajaran adalah prinsip relevansi. Prinsip Relevansi yaitu pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi, dan sistem penyampaiannya harus sesuai (relevan) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut saya ddalam mendesain suatu pembelajaran kita harus menitiberatkan pada komponen tujuan karena kita harus melihat lagi dari landasan filosofis dan psikologis dari peserta didik yang kita akan didik. Tujuan seperti apa yang hendak dicapai, dan berlandaskan dari prinsip hidup yang ada dinegara Indonesia lalu melakukan analisis psikologis dari peserta didik tersebut. Apabila dibuat tujuan yang sperti ini apakah dapat dicapai peserta didik atau tidak. Maka untuk komponen berikutnya dapat mengikuti tujuan
ReplyDeletemenjawab pertanyaan nomor 2 menurut saya tujuan desain pembelajaran sama dengan tujuan kurikulum karena dalam dunia pendidikan sendiri meliputi kurikulum , konseling, administrasi, evaluasi, dan pembelajaran. adanya hubungan antara desain pembelajaran dengan pendidikan. Nampaknya terdapat overlap antara kurikulum dan pembelajaran. Namun kita dapat membedakan keduanya. Kurikulum terutama berkenaan dengan apa yang akan diajarkan, sementara pembelajaran adalah bagaimana mengajarkannya.
ReplyDeleteDi bawah ini penjelasan hubungan antara pembelajaran dengan kelima kawasan pembelajaran:
• Pembelajaran
Bidang pembelajaran terdiri dari lima kegiatan pokok: desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi. Masing-masing kegiatan dilakukan oleh orang yang kompeten dalam bidang pembelajaran. Kegiatan ini berkenaan dengan pemahaman dan perbaikan cara-cara untuk mencapai hasil yang optimal.
• Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran berhubungan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan proses penentuan metode pembelajaran yang tepat untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan dalam diri siswa yang berkaitan dengan pengetahuan dang keterampilan sesuai dengan isi pembelajaran dan siswa tertentu. Ibarat orang yang akan membuat rumah, desain pembelajaran adalah blueprint yang dibuat oleh seorang arsitek. Blueprint ini menyatakan metode apa yang seharusnya digunakan untuk materi dan siswa tertentu. Desain pembelajaran menuntut pengetahuan tentang berbagai metode pembelajaran, bagaimana memadukan metode-metode yang ada, dan situasi-situasi yang memungkinkan penggunaan metode-metode tersebut secara optimal.
• Pengembangan Pembelajaran
Pengembangan pembelajaran berkenaan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode dalam menciptakan pembelajaran (methods of creating instruction). Pengembangan pembelajaran merupakan proses perumusan dan penggunaan prosedur yang optimal untuk menciptakan pembelajaran baru dalam situasi tertentu. Pengembangan pembelajaran menghasilkan sumber-sumber pembelajaran yang siap pakai, diktat, dan rencana pembelajaran.
• Pemanfaatan Pembelajaran
Pemanfaatan pembelajaran berhubungan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan serta penggunaan metode-metode pembelajaran yang telah dikembangkan. Pemanfaatan pembelajaran merupakan proses penentuan dan penggunaan prosedur-prosedur yang optimal untuk mencapai outcome yang optimal. Hasil dari pemanfaatan pembelajaran adalah program pembelajaran yang telah dimodifikasi sedemikan rupa sehingga menghasilkan efektivitas program yang optimal. Pemanfaatan pembelajaran menuntut pengetahuan tentang berbagai prosedur pemanfaatan, perpaduan prosedur yang optimal, dan situasi-situasi yang memungkinkan optimalisasi model-model pemanfaatan.
• Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran terkait dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode pengelolaan penggunaan program pembelajaran yang diimplementasikan. Pengelolaan yang dimaksud hanya berkenaan dengan satu program pembelajaran dalam sebuah lembaga. Pengelolaan pembelajaran merupakan proses penentuan dan penggunaan jadwal yang optimal, teknik pengumpulan data tentang kemajuan siswa dan kelemahan program, prosedur penilaian, revisi program, dan lain-lain. Hasil yang diharapkan adalah penggunaan dan pemeliharaan program pembelajaran yang diimplementasikan.
• Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran berkaitan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode penilaian efektivitas dan efisiensi kegiatan-kegiatan sebelumnya: seberapa baik program pembelajaran didesain, seberapa jauh program ini dikembangkan, apakah dimanfaatkan dengan baik, dan seberapa baik program ini dikelola. Hasil dari evaluasi ini adalah deskripsi kekurangan yang ada, konsekuensi-konsekuensinya, dan rekomendasi untuk perbaikan.
saya sependapat dengan dian bahwa tujuan desain pembelajaran sama dengan tujuan kurikulum karena dalam dunia pendidikan sendiri meliputi kurikulum , konseling, administrasi, evaluasi, dan pembelajaran. adanya hubungan antara desain pembelajaran dengan pendidikan. hubungan antara pembelajaran dengan kelima kawasan pembelajaran:
Delete• Pembelajaran
Bidang pembelajaran terdiri dari lima kegiatan pokok: desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi.
• Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran berhubungan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode pembelajaran.
• Pengembangan Pembelajaran
Pengembangan pembelajaran berkenaan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode dalam menciptakan pembelajaran (methods of creating instruction).
• Pemanfaatan Pembelajaran
Pemanfaatan pembelajaran berhubungan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan serta penggunaan metode-metode pembelajaran yang telah dikembangkan.
• Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran terkait dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode pengelolaan penggunaan program pembelajaran yang diimplementasikan.
• Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran berkaitan dengan pemahaman, perbaikan, dan penerapan metode-metode penilaian efektivitas dan efisiensi kegiatan-kegiatan sebelumnya: seberapa baik program pembelajaran didesain, seberapa jauh program ini dikembangkan, apakah dimanfaatkan dengan baik, dan seberapa baik program ini dikelola.
Saya setuju dengan pendapat syafira dan juga riffany dimana mengacu pada prinsip relevansi.
ReplyDeleteKegiatan mendesain pembelajaran diawali dengan menganalisis kebutuhan
peserta didik, menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan bahan dan aktivitas
pembelajaran, yang di dalamnya mencakup penentuan sumber belajar, strategi pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran dan penilaian (evaluasi) untuk mengukur
tingkat keberhasilan pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan untuk
mengetahui tingkat efektivitas, efisiensi dan produktivitas proses pembelajaran.
Dimana untuk mengembangkan sistem pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu :
1) Kemampuan awal peserta didik dan potensi yang dimiliki
2) Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) adalah penjabaran kompetensi yang akan
dikuasai oleh peserta didik
3) Analisis materi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4) Analisis aktivitas pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang
akan dipelajari
5) Pengembangan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi pembelajaran dan
kemampuan peserta didik
6) Strategi pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro
dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
7) Sumber belajar, adalah sumber-sumber yang dapat diakses untuk memperoleh materi yang
akan dipelajari
8) Penilaian belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang dikuasai oleh
peserta didik.
Saya akan menjawab permasalahan yg kedua, apakah tujuan pada desain sistem pembelajaran akan sama dengan tujuan kurikulum? Tentu sama dengan adanya desain sistem pembelajaran arah dan tujuan pembrlajaran dapat direncanakan dengan jelas, jadi contohnya guru dapat lebih memahami tujuan dan arah pembelajaran untuk menentukan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran per kompetensi dasar(tujuan kurikuler), yg menjadi bagian dari tujuan kurikuler (bidang kimia), kemudian tercapai tujuan institusional (Kimia di SMA), dan akhirnya berujung dengan tujuan pendidikan nasional yang dibantu dengan adanya kurikulum atau tujuan kurikulum.
ReplyDeleteLebih rincinya sebagai berikut:
Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai pancasila dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setip lembaga pendidikan. Tujuan institusional merupan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jejnjang pendidikan tinggi.
Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang setudi atau mata pelajaran.
Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran yakni tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran adalah tugas guru.
menjawab permasalahan ketiga desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
ReplyDeleteSistem pembelajaran merupakan satu kesatuan dari beberapa komponen pembelajaran yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Komponen pembelajaran meliputi; peserta didik, pendidik, kurikulum, bahan ajar, media pembelajaran, sumber belajar, proses pembelajaran, fasilitas, lingkungan dan tujuan. Komponen-komponen tersebut hendaknya dipersiapkan atau dirancang (desain) sesuai dengan program pembelajaran yang akan dikembangkan.
Penyusunan desain sistem pembelajaran berpijak pada teori preskriptif. Teori preskriptif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free maksudnya bahwa teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Itulah sebabnya bahwa yang diamati dalam pengembangan teori pembelajaran preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan.
sependapat dengan rini untuk permasalahan ketiga bahwa desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
Deletesaya sependapat dengan kak nelly, bahwa "desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas".
ReplyDeletedengan melihat semua keterhubungan pemaparan diatas dapat kita melihat kebermaknaannya dari proses desain sistem pembelajaran kimia
Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai pancasila dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
ReplyDeleteTujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setip lembaga pendidikan. Tujuan institusional merupan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jejnjang pendidikan tinggi.
Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang setudi atau mata pelajaran.
Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran yakni tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran adalah tugas guru. dari uraian diatas yang disampaikan oleh teman2, bahwasanya tujuan kurikulum dan tujuan desain kurikulum, kedua-dua bermuara kepada tujuan untuk mencapai tujuan pendididkan nasional.