MATERI 13 : INOVASI SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN PJBL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED
LEARNING (PJBL)
Model pembelajaran berbasis proyek (project
based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek
(kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh
berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Saat ini
pembelajaran di sekolah-sekolah kita masih lebih terfokus pada hasil belajar
berupa pengetahuan (knowledge) semata. Itupun sangat dangkal, hanya sampai pada
tingkatan ingatan (C1) dan pemahaman (C2) dan belum banyak menyentuh aspek
aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Ini berarti pada umumnya, pembelajaran di
sekolah belum mengajak siswa untuk menerapkan, mengolah setiap unsur-unsur
konsep yang dipelajariuntuk membuat (sintesis) generaliasi, dan belum mengajak
siswa mengevaluasi (berpikir kritis) terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang telah dipelajarinya. Sementara itu, aspek keterampilan (psikomotor) dan
sikap (attitude) juga banyak terabaikan.
Di
dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki
langkah-langkah (sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya dari
model pembelajaran lain seperti model pembelajaran penemuan (discovery learning
model) dan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning
model). Adapun langkah-langkah itu adalah:
(1)
menentukan pertanyaan dasar;
(2)
membuat desain proyek;
(3)
menyusun penjadwalan;
(4)
memonitor kemajuan proyek;
(5)
penilaian hasil;
(6)
evaluasi pengalaman.
Sintak Pembelajaran Berbasis
Proyek di uraikan berikut ini:
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu
pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalamdan topik yang diangkat relevan untuk para
peserta didik.
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara
pengajar dan peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki”
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun
jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara
lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline
penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang
baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Proses monitoring
dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik untuk merekam keseluruhan aktivitas
penting.
5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam
mengukur ketercapaian standar, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta
didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan
pada tahap pertama pembelajaran.
Model
pembelajaran PJBL selalu dimulai dengan menemukan apa sebenarnya pertanyaan
mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar untuk memberikan tugas proyek bagi
siswa (melakukan aktivitas). Tentu saja topik yang dipakai harus pula
berhubungan dengan dunia nyata. Selanjutnya dengan dibantu guru,
kelompok-kelompok siswa akan merancang aktivitas yang akan dilakukan pada
proyek mereka masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan ide-ide siswa
(kelompok siswa) yang digunakan dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa
memiliki mereka terhadap proyek tersebut. Selanjutnya, guru dan siswa
menentukan batasan waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas)
proyek mereka.
Dalam
berjalannya waktu, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan
pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara guru memonitor dan
memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan memberikan
pembimbingan yang dibutuhkan. Pada tahap berikutnya, setelah siswa melaporkan
hasil proyek yang mereka lakukan, guru menilai pencapaian yang siswa peroleh
baik dari segi pengetahuan (knownledge) terkait konsep yang relevan dengan
topik), hingga keterampilan dan sikap yang mengiringinya. Terakhir, guru
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi semua kegiatan
(aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka lakukan agar
di lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi lebih
baik lagi.
Banyak
sekali manfaat yang dapat diraih melalui penerapan model pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) ini, misalnya:
(1)
siswa menjadi pebelajar aktif;
(2)
pembelajaran menjadi lebih interaktif atau multiarah;
(3)
pembelajaran menjadi student centred);
(4)
guru berperan sebagai fasilitator;
(5)
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;
(6)
memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas
penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri;
(7)
dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada
siswa; dsb.
KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF
Johnson (2014:214-215) menyatakan
berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan
memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan
membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Berpikir kreatif yang membutuhkan
aktivitas mental seperti:
1. Mengajukan pertanyaan.
2. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka.
3. Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda.
4. Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas.
5. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda.
6. Mendengarkan intuisi.
Idris (2015:50) menjelaskan,
biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas dan
menyukai kegemaran dengan aktivitas yang kreatif. Mereka biasanya cukup mandiri
dan memiliki rasa percaya diri, lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan
perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya.
Indikator berpikir kreatif E. Paul
Torrance dalam Davis (2012:359) mendeskripsikan kemampuan kreatif :
- Fluency adalah kemampuan untuk menghasilkan
banyak ide verbal non verbal dalam merespon masalah yang tidak memiliki
satu jawaban benar.
- Flexibility adalah kemampuan untuk mengambil
pendekatan berbeda untuk suatu masalah, memikirkan ide dalam kategori
berbeda, atau melihat masalah dalam perspektif berbeda.
- Originality itu berarti keunikan, ketidaksamaan
dalam pemikiran dan tindakan atau cara berpikir yang unik.
- Elaborasi adalah kemampuan untuk
mengembangkan, memperhalus, menyempurnakan, dan bahkan menerapkan ide.
- Transformasi berarti kreativitas, merubah
satu ide atau objek lain dengan melakukan modifikasi, mengkombinasi, atau
dengan melihat makna baru, dampak, penerapan, atau adaptasi ke pengguna
baru.
Munandar (2012) berpendapat untuk
mengetahui tingkat kekreatifan seseorang, perlu adanya penilaian terhadap
kemampuan berpikir kreatif. Berikut indikator penilaian berpikir kreatif
beserta perilakunya.
1. Berpikir
lancar (Fluency)
- Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang
relevan
- Arus pemikiran lancar
2. Berpikir
luwes (flexibility)
- Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam
- Mampu mengubah cara atau pendekatan
- Arah pemikiran yang berbeda
3. Berpikir orisinil
(Originality)
- Meberikan jawaban yang tidak lazim
- Memberkan jawaban yang lain dari pada
yang lain
- Memberikan jawaban yang jarang diberikan
kebanyakan orang
4. Berpikir
terperinci (elaboration)
- Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu
gagasan
- Memperinci detail-detail
- Memperluas suatu gagasan
SINTAKSIS
HASIL MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN PJBL
Berikut sintaksis
model pembelajaran PJBL hasil modifikasi pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi besert alasan dan dampaknya bagi kemampuan berpikir
kreatif siswa.
No
|
Sintaks model
PJBL Konvensional
|
Sintaks PJBL Hasil modifikasi
(Inovasi)
|
Indikator berpikir kreatif
|
Alasan serta Dampak Inovasi Sintaks terhadap
Kemampuan berpikir kreatif
|
1
|
Penentuan
pertanyaan mendasar (Questioning)
|
Questioning
|
Alasan memodifikasi langkah ini karena pada
sintaks konvensional kurang tergambar dengan rinci apa yang akan dilakukan
siswa.
Dengan dilakukannya modifikasi diharapkan
berdampak terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa terutama pada indikator
berpikir lancar, detail dan luwes
|
|
Guru bersama dengan siswa menentukan tema/topik proyek
|
Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan belajar dan
melakukan review pembelajaran sub-bab sebelumnya
|
-
|
||
Guru memberikan motivasi melalui
contoh implikasi materi dalam kehidupan
sehari-hari dan menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi
faktor yang mempengaruhi laju reaksi
|
-
|
|||
Guru menginstruksikan siswa untuk mempelajari materi secara singkat
untuk kemudian mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari materi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
|
Berpikir lancar
Berpikir detail
|
|||
Guru menginstruksikan siswa mencatat pertanyaan penting(masalah) yang
dapat dijadikan proyek pembuktian implikasi materi faktor yang mempengaruhi
laju reaksi terhadap lingkungan maupun kehidupan sehari-hari
|
Berpikir detail (elaborasi)
Berpikir luwes
|
|||
2
|
Mendesain
perencanaan proyek
|
Planning
|
Alasan melakukan modifikasi pada langkah ini
karena pada sintaks konvensional guru tekesan seperti hanyab erperan sebagai
fasilitator saja namun tidak terperinci fasilitator seperti apa dan bagaimana.
Pada langkah hasil modifikasi siswa
bebas dalam merencanakan proyek apa yang dilakukan namun harus tetap dalam
koridor relevan dengan materi dengan diawasi secara optimal oleh guru
Dengan dilakukannya modifikasi ini diharapkan
dapat meningkat kemampuan berpikir lancar, detail dan orisinil siswa
|
|
Guru memfasilitasi siswa untuk merancang langkah kegiatan
penyelesaian proyek
|
Pertanyaan penting yang telah dirumuskan sebelumnya, selanjutnya
dikembangkan menjadi sebuah topik/tema dalam penyusunan proyek yang akan
dikerjakan
|
Berpikir luwes, lancar, elaborasi, orisinil
|
||
Guru menginstruksikan siswa untuk melakukan studi literatur melalui
googling, membaca referensi dari buku dan video untuk memperkaya teori yang mendukung
proyek yang akan dilakukan
|
Berpikir lancar, luwes dan detail
|
|||
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang sebaran kemampuan
berpikirnya heterogen untuk nantinya menyusun proyek dengan konsep berbeda
tiap kelompoknya
|
-
|
|||
Guru memberikan LKPD yang
kegiatan siswanya masih kosong dan harus diisi sendiri oleh siswa
sesuai dengan proyek apa yang akan mereka lakukan yang disusun secara
terperinci
|
Berpikir detail
|
|||
Guru mengawasi dan mengarahkan
setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan
pembelajaran awal
|
-
|
|||
3
|
Menyusun
jadwal
|
Researching
|
Alasan modifikasi yakni pada sintaks konvensional
peran guru dan siswa terlalu umum dan tidak terperinci
Dengan dlikakukannya modifikasi diharapkan
kesematan yang diberikan guru untuk siswa berliterasi dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir detail, lancar,
luwes dan orisinil sehingga hasil karya proyek memiliki ciri khas tersendiri
(unik)
|
|
Guru memberikan pendampingan
kepada siswa melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancang
|
Siswa diberikan kesempatan untuk tetap melakukan studi literatur guna
memperdalam dan memperkuat konsep proyek yang akan mereka kerjakan
|
Berpikir lancar, luwes, detail dan orisinil
|
||
Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk siswa bertanya mengenai
proyeknya
|
Berpikir luwes dan detail
|
|||
Guru mendampingi siswa dan melakukan penjadwalan proyek yang akan dilakukan
|
-
|
|||
Guru mengawasi dan mengarahkan
setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan
pembelajaran awal
|
-
|
|||
4
|
Memonitor
siswa dan kemajuan proyek
|
Creating
|
Alasan modifikasi yakni pada sintaks konvensional
siswa tidak diberikan kesempatan untuk berkreasi dengan apa yang sudah
direncanakannyab erdasarkan pengembangan tema/topik yang dirumuskan sendiri
oleh siswa
Dengan dilakukannya modifikasi ini diharapkan
siswa dapat mengasah kemampuan berpikir orisinil, detail dan lancar yang
dimilikinya
|
|
Guru memfasilitasi dan memonitor siswa dalam melaksanankan rancangan proyek yang
telah dibuat
|
Guru memberikan kesempatan siswa dalam menciptakan sebuah proyek yang
menghasilkan karya yang telah disusun secara matang, didukung literatur yanng
relevan dan terperinci
|
Berpikir orisinil, detail dan lancar
|
||
Guru memfasilitasi siswa dalam menciptakan karya (melakukan proyek)
yang telah dirancang siswa sendiri
|
-
|
|||
Guru mengawasi dan mengarahkan
setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan
pembelajaran awal
|
-
|
|||
5
|
Menguji
hasil
|
Improving
|
Alasan dilakukannya modifikasi dikarenakan pada
tahap ini siswa tidak hanya menguji hasil tetapi melakukan
improvisasi/modifikasi terhadap rancangan proyek yang sudah mulai digarap
sehingga jika terdapat irrelevansi akan diperbaiki.
Dengan dilakukannya modifikasi diharapkan proyek
yang dirancang sendiri oleh siswa berjalan dan hasil yang dicapai sesuai
target dan relevan dengan materi serta dapat meningkatkan kemampuan siwa
dalam berpikir detail, orisinil, lancar serta luwes.
|
|
Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan dan mempublikasikan
karya
|
Guru mengawasi dan mengarahkan
setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan
pembelajaran awal
|
-
|
||
Guru memberikan siswa untuk berimprovisasi/melakukan modifikasi dalam
langkah proyek jika langkah tersebut kurang cocok/relevan dengan konsep dan
hasil karya proyek yang diinginkan
|
Berpikir orisinil, detail, lancar dan luwes
|
|||
Setiap detail langkah dan alasan pemilihan langkah literatur serta
tujuan yang ingin dicapai selama proyek dilakukan dicatat dengan rinci pada
LKPD
|
Berpikir detail (elaborasi)
|
|||
Guru menginstruksikan untuk menguji kembali relevansi proyek dengan
materi faktor yanng mempengaruhi laju reaksi melalui studi literatur
|
Berpikir lancar dan detail
|
|||
6
|
Mengevaluasi
pengalaman
|
Presenting
|
Alasan modifikasi yakni pada tahap presenting
banyak kegiatan yang dapat dilakukan siswa dalam memunculkan dan meningkatkan
kemampuan berpikir kreatifnya seperti mengomentari hail proyek kelompok lain,
menyampaikan persepsinya dalam berdiskusi dan menyimpulkan hasil proyek dan
kaitannya dengan implikasi materi dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan dilakukkannya modifikasi diharapkan siswa
dapat meningkatkan kemampuan berpikir orisinil, bernalar secara lancar dan luwes
serta menyampaikan pandangan/persepsinya dengan detail, relevan dan orisinil.
|
|
Guru dan siswa pada akhir pembelajaran melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil tugas proyek
|
Guru memberikan siswa kesempatan untuk mempresentasikan dan
mempublikasikan proyek yang telah dirancang dan menghasilkan karya,
mendeskripsikan proyeknya tersebut (kelebihan proyek dibandingkan proyek
lain) serta menyimpulkan sendiri keterkaitan antara proyek dengan materi
faktor yang mempengaruhi laju reaksi serta implikasinya terhadap
lingkungan/kehidupan sehari-hari
|
Berpikir orisinil dan lancar
|
||
Guru memberikan siswa kesempatan untuk berdiskusi dan saling
mengomentari hasil karya proyek yang telah dipresentasikan
|
Berpikir luwes
|
|||
Guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil kerja siswa,
menyampaikan kesimpulan pembelajaran dan proyek per individu
|
Berpikir orisinil
|
|||
Guru meluruskan miskonsepsi yang muncul selama pembelajaran
|
-
|
|||
Guru memberikan tugas/soal latihan berupa soal essay terstruktur
mengenai proses belajar dan hasil proyek yang dilakukan (memberikan masalah dan siswa yang memberikan
alternatif pemecahan) yang membutuhkan nalar dan ide kreatif siswa dalam
menjawab
|
Berpikir lancar, luwes,orisinil dan detail
|
REFERENSI:
http://novehasanah.blogspot.com/2016/01/langkah-model-pembelajaran-berbasis-proyek.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/05/model-pembelajaran-project-based.html
PERTANYAAN:
1.
Menurut pendapat anda sudah cocokkah jika model
pembelajaran PJBL disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif? Berikan alasan.
2.
Menurut anda apakah bisa inovasi/hasil modifikasi yang
saya buat pada model PJBL ini dapat diterapkan di kelas pada materi laju
reaksi?jelaskan faktor apa saja yang membuatnya bisa dditerapkan dan tidak bia
diterapkan!
3.
Berikan kritik dan saran anda terhadap hasil modifikasi
model PJBL yang saya buat.
Pembelajaran berbasis proyek
ReplyDeleteberfokus pada konsep dan prinsip,
memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, tugas-tugas bermakna, berpusat pada siswa, serta menghasilkan produk nyata (Santyasa, 2006). Selain itu dengan melakukan proyek dapat membangun
pengetahuan, keterampilan, kompleksitas, serta memungkinkan siswa untuk berpikir secara mendalam dan menganalisis topik yang
memiliki makna bagi siswa (Klein et al,
2009).
Kegiatan proyek yang dilaksanakan
siswa dapat menstimulus kemampuan berpikir
kreatifnya. Seperti yang diungkapkan
Munandar (2009) bahwa kreativitas
didapatkan dari pengalaman mengekspresikan
dan mengaktualisasikan indentitas individu
dalam bentuk terpadu yang hubungannya
dengan diri sendiri, alam dan orang lain.
Pembelajaran berbasis proyek ini lebih
memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyusun perancangan proyek, menyusun bahan/alat dan jadwal yang akan dilaksanakan dan bagaimana siswa dapat menggambarkan proyek yang dihasilkan dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti grafik, laporan atau video.
Menurut saya untuk model PJBL ini sudah cocokkah jika disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif, karena pada inovasi yang kakak buat yaitu pada saat "guru memberikan LKPD yang kegiatan siswanya masih kosong dan harus diisi sendiri oleh siswa sesuai dengan proyek apa yang akan mereka lakukan yang disusun secara terperinci" disini akan menimbulkan dampak berpikir kreaatif siswa.
ReplyDeleteKemudian saran saya : buat 2 kali pertemuan untuk lebih efektifnya pembalajaran menggunakan model PJBL.
Saya setuju dengan teman teman. Model PjBL cocok jika di sandingkan dgn berpikir kreatif. Karena dalam pembelajaran berbasis proyek ini. Banyak ide ide yg kluar dari siswa untuk mendesain atau membuat suatu proyek shingga menhmghasilkan suato produk. Maka kemampuan siswa dalam berpikir kreatif pun akan muncul. Pembelajaran berbasis proyek ini lebih
ReplyDeletememberikan pengalaman kepada siswa dalam menyusun perancangan proyek, menyusun bahan/alat dan jadwal yang akan dilaksanakan dan bagaimana siswa dapat menggambarkan proyek yang dihasilkan dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti grafik, laporan atau video.
Saya setuju dengan pendapat teman-teman di atas, karena dalam model pjbl ini cocok di sandingan dengan berpikir kreatif, di dalam sintak inovasi yg saudari rii buat sudah tampak jelas epikir kreatif aiswa dengan membuat karya proyek sendiri dan juga mengembangkan pemikiran siswa lagi dalam membuat inovasi-inovasi baru dengan kreatifitas yang lebih baik lagi dan juga dengan dukungan guru yang menjadi fasIlitator saja.
ReplyDeletePembelajaran berbasis proyek ini lebih
memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyusun perancangan proyek dengan ide-ide kreatif agar lebih tersalurkan.
menurut saya inovasi sintak pjbl yang kak rini buat sudah cocok disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif karena disini guru banyak membimbing dan mengarahkan serta meminta siswa dalam melakukan kegiatan proyeknya. selain itu pada sintak juga terdapat langkah guru memberikan LKPD yang kegiatan siswanya masih kosong dan harus diisi sendiri oleh siswa sesuai dengan proyek apa yang akan mereka lakukan yang disusun secara terperinci, disini siswa akan terpancing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya dalam mengisi LKPD tersebut.
ReplyDeletesaya setuju dengan pendapat teman-teman, inovasi sintaks model PjBL yang dibuat oleh kakak rini sudah cocok disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif karena kemampuan berpikir kreatif sudah tampak jelas dengan membuat karya proyek sendiri dan juga mengembangkan pemikiran siswa lagi dalam membuat inovasi-inovasi baru dengan kreatifitas yang lebih baik lagi dan juga dengan dukungan guru yang menjadi fasIlitator saja. Pembelajaran berbasis proyek ini lebih memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyusun perancangan proyek, menyusun bahan/alat dan jadwal yang akan dilaksanakan dan bagaimana siswa dapat menggambarkan proyek yang dihasilkan dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti grafik, laporan atau video
ReplyDeleteberkenaan dengan "Menurut pendapat anda sudah cocokkah jika model pembelajaran PJBL disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif?
ReplyDeletemenurut saya secara teori ini sudah cocok.
Berikan alasan.
saya sependapat dengan saudari rinia, dimana "kreativitas didapatkan dari pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan indentitas individu dalam bentuk terpadu yang hubungannya dengan diri sendiri, alam dan orang lain", dengan mengajak/mendesain pembelajaran dengan cara siswa mengamati dan melakukannya langsung ini akan berdampak positif, termasuk kemampuan berpikir kreatif .
sependapat dengan sugeng dan rina bahwa "kreativitas didapatkan dari pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan indentitas individu dalam bentuk terpadu yang hubungannya dengan diri sendiri, alam dan orang lain", dengan mengajak/mendesain pembelajaran dengan cara siswa mengamati dan melakukannya langsung ini akan berdampak positif, termasuk kemampuan berpikir kreatif .
Deleteterimakasih banyak atas masukannya untuk kak nelly, sugeng dan rina.
DeleteMenurut anda apakah bisa inovasi/hasil modifikasi yang saya buat pada model PJBL ini dapat diterapkan di kelas pada materi laju reaksi?jelaskan faktor apa saja yang membuatnya bisa dditerapkan dan tidak bia diterapkan!
ReplyDeletesaya akan menjawab pertanyaan tersebut, menurut saya faktor yang bisa yaitu untuk materi faktor-faktor laju reaksi yang volume, konsentrasi dan jumlahnya dapat divariasikan. untuk yang tidaknya yaitu melihat kempuan formatifnya dalam bentuk soal. sehingga soal pun harus dibuatberdasarkan indikator berpikir kreatif
mungkin disini tri salah memahami pertanyaan saya, maksud saya disini faktor (bukan faktor dalam materi) yang bisa membuat hasil modifikasi dapat diterapkan maupun tidak bisa diterapkan kira-kira apa, begitu?
DeleteMenurut saya inovasi sintaks PJBL yang kak rini buat sudah sudah cocok disandingkan dengan kemampuan berfikir kreatif karena disini sintaks mengarahkan siswa dalam berfikir dan menciptakan ide-ide sendiri.
ReplyDeleteMenurut saya sampai saat ini masih cocok jika model PjBL dengan kemampuan berpikir kreatif jika disandingkan, karena memang dalam proses mengerjakan proyek dibutuhkan proses berpikir kreatif siswq bagaimana hasil yang akan dibentuk, waktu yangvdibutuhkan agar cukup dan kreasi2 apa yang bisa diterapkan agar dalam waktu singakat bisa segera selesai begitu misalnya
ReplyDeletesependapat dengan kak melda bahwa sah sah saja jika pjbl disandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif dan menurut saya sudah baik inovasi yang diberikan karna disini dituntut siswa itu bagaimana hasil yang akan dibentuk, waktu yangvdibutuhkan agar cukup dan kreasi2 apa yang bisa diterapkan agar dalam waktu singakat bisa segera selesai
DeleteCiri-ciri kepribadian kreatif biasanya anak selalu ingin tahu, memilki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. dari inovasi sintak yang anda buat sudah menunjukkan indikator berfikir kreatif. saya menyarankan pada pengerjaan proyeknya harus divariasikan.
ReplyDelete